Optimisme Dirut Garuda Hadapi Bisnis Penerbangan Tahun 2021
"Karena ini APBN, tentu harus dipertanggung jawabkan. Saya sampaikan kepada teman-teman di Garuda, bahwa dana ini bukan untuk menikmati hidup dan membuat kita santai,” kata Irfan.
Dia mengatakan, meski tengah mengalami pemulihan, namun masih banyak penumpang yang menunda penerbangannya lantaran khawatir penularan Covid-19. Oleh sebab itu Garuda tetap memastikan protokol kesehatan terjaga, salah satunya denganHigh Efficiency Particulate Air (HEPA) untuk menjaga sirkulasi udara pesawat.
“Secara rutin Garuda melakukan disinfektan, mengimplementasikan protokol kesehatan, menghilangkan bahan bacaan di pesawat hingga mengurangi interaksi antara pramugari. Melalui langkah ini, masyarakat dapat aman terbang,” ujarnya.
Dia mengatakan dengan adanya protokol tambahan, maka Garuda harus merogoh kocek lebih dalam. Meski demikian langkah ini memang diperlukan guna menciptakan rasa aman.
“Kalau sebelum covid, pengeluaran per tahun perusahaan kurang lebih Rp 30 triliun. Memang dengan diterapkannya protokol kesehatan menambah biaya, tapi langkah yang kita ambil menciptakan perspektif positif,” katanya.
Sedangkan Kepala BPS Suhariyanto mengatakan penurunan terjadi karena jumlah hari pada September lebih singkat dibandingkan Agustus. "Ini juga karena ada libur panjang Hari Kemerdekaan pada Agustus lalu," kata Suhariyanto dalam konferensi pers, Senin (2/11).