Jubir Satgas Covid-19: Lonjakan Kasus Positif Bukan Hal Remeh

Image title
Oleh Alfons Yoshio - Tim Riset dan Publikasi
20 Desember 2020, 12:40
PERKEMBANGAN KASUS COVID-19 DI INDONESIA
ANTARA FOTO/Fauzan/wsj.

Libur natal dan tahun baru tinggal hitungan hari. Alih-alih berpelesir, Satgas Penanganan Covid-19 meminta masyarakat untuk tetap di rumah saja dan harus lebih waspada. Sebab, berkaca dari beberapa periode libur panjang beberapa waktu terakhir, data menunjukkan libur panjang berbanding lurus dengan peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia.

Cuti bersama akhir Oktober 2020 lalu jadi contohnya. Dalam Google Mobility Index terpampang jelas pada periode sebelum dan saat libur panjang tersebut, terjadi peningkatan mobilitas di area seperti taman, stasiun transit, toko retail, tempat rekreasi, serta toko grosir dan farmasi.

Mobilitas tinggi ini lantas berdampak dengan meningkatnya angka positif kasus Covid-19. Di Jakarta misalnya, sepekan sebelum libur panjang tersebut, rata-rata tingkat positivitas masih di titik 9,4 persen. Pada 1 November –hari terakhir liburan panjang, rata-rata tingkat positivitas Jakarta meningkat drastis sampai 14,8 persen.


Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito pun mengingatkan kembali mengenai hal ini. Menurut dia mobilitas yang dilakukan masyarakat di tengah pandemi Covid-19 sangat berisiko dan membahayakan pelaku perjalanan karena tidak ada yang tahu dari mana virus Corona ini bisa datang.

“Lonjakan kasus positif bukanlah hal yang patut diremehkan mengingat lonjakan kasus ini membawa dampak lanjutan lainnya, seperti berkurangnya jumlah tempat tidur di isolasi maupun ruang ICU. Di beberapa daerah kapasitasnya sudah di atas 70 persen terisi,” katanya dalam keterangan pers.

Dampaknya tidak berhenti sampai situ. Dengan bertambahnya tugas penanganan  para petugas kesehatan, bertambah pula potensi penularan. Akibatnya, korban jiwa akibat Covid-19 pun juga semakin meningkat.

Belum lagi  diperparah dengan penurunan kepatuhan menjalankan gerakan 3M. Data satgas menunjukkan masyarakat semakin abai dalam menjaga jarak dan memakai masker di tempat wisata.



Wiku menjelaskan dalam upaya menekan angka penyebaran ini, pemerintah sedang menyusun kebijakan perjalanan selama periode liburan panjang. Termasuk di antaranya syarat testing bagi pelaku perjalanan menggunakan tes swab antigen --yang diakui sebagai alat screening Covid-19 oleh World Health Organization (WHO).

“Satgas menyadari beberapa bagian dari peraturan ini terkesan sulit dijalankan. Tapi masyarakat harus menyadari kebijakan yang dikeluarkan pemerintah bertujuan melindungi masyarakat dan mencegah lonjakan kasus COVID-19,” ujarnya.

Dalam upaya menekan angka penularan Covid-19 pun, pemerintah terus menggalakan kampanye 'Ingat Pesan Ibu' alias #Gerakan3M. 3M adalah imbauan untuk memakai masker, manjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta mencuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan air mengalir.

Wiku menyebut gerakan3M sebagai perisai penting dalam meminimalisir penularan Covid-19. Dia menambahkan nantinya akan ada vaksin yang memperkuat perlindungan. Meski saat ini vaksin Covid-19 sudah dalam tahap pengujian, dia mengakui bahwa tantangan lain yang akan datang adalah memastikan seluruh masyarakat memiliki akses terhadap vaksin tersebut.

“Presiden Joko Widodo pada Rabu kemarin telah mengumumkan bahwa pemerintah berkomitmen menyediakan vaksin Coved-19 secara gratis kepada seluruh masyarakat Indonesia,” ucapnya.

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...