4 Negara di Asia Hindari Varian Baru Covid-19, Bagaimana Indonesia?

Hanna Farah Vania
Oleh Hanna Farah Vania - Tim Riset dan Publikasi
31 Desember 2020, 08:00
Issei Kato Pejalan kaki memakai masker pelindung berjalan di depan toko suvenir, di tengah penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di Tokyo, Jepang, Selasa (29/9/2020).
ANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato/hp/cf

Sebagai salah satu negara di Asia dianggap sukses menangani Covid-19, Jepang menghadapi situasi yang semakin mengerikan. Semenjak musim dingin jumlah infeksi meningkat. Kasus mulai melonjak pada awal November, dan infeksi harian di negara berpenduduk 126 juta itu mencapai 200.000 pada 21/12.

Otoritas Jepang mengonfirmasi hampir 11.000 kasus pada Desember dan ini merupakan rekor. Pada Selasa 22/12, Negeri Sakura melaporkan ada 2.658 kasus baru. Akibatnya, rumah sakit kewalahan. Dilaporkan, sekitar setengah dari 4.000 tempat tidur rumah sakit di Tokyo yang dikhususkan untuk pasien COVID-19 sudah penuh dari minggu lalu.

Situasi memburuknya penanganan Covid di Jepang dianggap akibat dari kepemimpinan yang buruk. Sejumlah kritikus mengatakan, pemerintah baru kurang literasi ilmiah dalam menangani pandemi, dan terlalu lambat untuk bertindak.

Terkait varian baru virus corona, Jepang telah menutup pintu bagi pelancong asing mulai 28 Desember 2020 hingga 31 Januari 2021. Untuk warga negara Jepang yang baru pulang dari luar negeri dan mahasiswa asing boleh masuk ke Jepang, namun harus memperlihatkan surat keterangan bebas Covid-19. Tes virus corona dilakukan dalam tempo 72 jam sebelum berangkat ke Jepang. Mereka juga diharuskan melakukan karantina mandiri selama 2 pekan setelah tiba di Negeri Sakura.

Sebelumnya pada Jumat, 25/12, Jepang melaporkan kasus pertama varian baru virus corona. Kasus ini dialami seorang penumpang asal Inggris yang baru tiba di Jepang.

Indonesia

Berbeda dengan beberapa negara yang mampu menekan kasus Covid-19, Indonesia justru memiliki peningkatan kasus cukup tinggi tiap harinya. Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, jumlah kasus aktif di Indonesia mencapai 103.239 kasus, yang mencapai 15,53 persen per 20 Desember. Indonesia pun menjadi negara keempat dengan kasus tertinggi di Asia.

Meski Menteri Riset dan Teknologi / Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro menyatakan hingga kini belum ada bukti bahwa varian baru virus Covid-19 masuk ke Indonesia. Namun,  pemerintah tetap mengantisipasi adanya kemungkinan varian baru Covid-19 dapat masuk ke Tanah Air.

Antisipasi masuknya varian baru virus, pemerintah Indonesia resmi memberlakukan penutupan pintu penerbangan untuk kedatangan Warga Negara Asing (WNA) ke Indonesia yang dijadwalkan pada 1-14 Januari 2021.

"Ratas pada 28 Desember ini memutuskan menutup sementara dari 1-14 Januari 2021 masuknya WNA dari semua negara ke Indonesia," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam konferensi pers, Senin (28/12).

Profesor Kesehatan Masyarakat Trobe University di Melborune Hassan Vally mengatakan adanya peningkatan jumlah kasus di Asia Pasifik memperlihatkan kemampuan virus untuk menyebar ketika pengawasan mulai lemah.

“Sampai vaksin itu didistribusikan, kita harus melanjutkan semua tindakan yang sudah begitu efektif, yang meliputi pengujian, penelusuran dan isolasi kontak, serta jarak sosial, peningkatan kebersihan tangan dan pembatasan sosialisasi,” ujarnya.

Halaman:

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...