Kasus Covid-19 RI Nyaris Tembus 1 Juta, Rumah Sakit Makin Sesak

Image title
26 Januari 2021, 12:15
rumah sakit, covid-19, virus corona, pandemi corona, pandemi, jakarta, gerakan 3M
ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/aww.
Petugas kesehatan berjaga di ruang isolasi hijau Rumah Sakit darurat COVID-19 di Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD), Hegarmanah, Bandung, Jawa Barat, Selasa (12/1/2021). Melonjaknya kasus Covid-19 menyebabkan ketersediaan ruang perawatan di rumah sakit semakin minim.

Beberapa indikator lainnya ialah angka fatalitas kasus (CFR) di Indonesia yang cukup tinggi, bahkan untuk tolak ukur global. “Itu artinya banyak pasien yang tidak tertangani,”kata dia.

Di sisi lain, tingginya kasus Covid-19 dan jumlah pasien yang melonjak tajam menyebabkan kematian tenaga kesehatan terus meningkat. CISDI mencatat lebih dari 600 tenaga kesehatan tewas akibat terpapar Covid-19. 

Kondisi tersebut, menurut Kadep Biologi Molekular FK Unika Soegijapranata Semarang Sugeng Ibrahim, dapat menyebabkan layanan kesehatan menjadi pincang. Bahkan bisa saja layanan kesehatan di Tanah Air runtuh karena lebih dari separuh tenaga kesehatan terinfeksi.

Pentingnya Instalasi Rumah Sakit Darurat dan Integrasi Data

Dengan kondisi kolaps tersebut, Sugeng mengusulkan agar pemerintah menambahkan fasilitas kesehatan dalam jumlah yang besar. Bila belum bisa dalam bentuk rumah sakit darurat, pemerintah seharusnya menambah ruang ICU dan ruang isolasi di tiap-tiap rumah sakit.

Hal itu menjadi solusi utama untuk mengatasi penuhnya rumah sakit rujukan Covid-19 di Indonesia. Terutama di wilayah dengan peningkatan kasus Covid-19 seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Makasar.

“Bukan yang setara dengan Wisma Atlet, tapi yang (level-nya) di atasnya sehingga bisa menampung pasien gejala sedang dan berat,” ujar Sugeng.

Sebab, persoalan penuhnya rumah sakit disebabkan oleh pasien dengan gejala sedang dan berat. Pasien-pasien tersebut memerlukan penanganan dan perawatan yang lebih lama.

Di sisi lain, pemerintah daerah mulai membenahi rumah sakit dan layanan kesehatan. Seperti Wisma Atlet Kemayoran yang hanya menampung pasien gejala ringan dan komorbid. Sedangkan pasien tanpa gejala dialihkan ke Wisma Atlet Pademangan. 

Koordinator Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Mayjen TNI Tugas Ratmono mengatakan pihaknya juga berupaya meningkatkan kapasitas layanan ICU dan HCU untuk menangani kasus yang lebih berat. 

Pasalnya, pasien yang datang ke Wisma Atlet belakangan ini sudah memiliki kondisi yang lebih berat. "Pasien kami dulu kebanyakan tidak bergejala. Sekarang pasien yang bergejala dan komorbid, ini mesti diantisipasi," kata Tugas dalam konferensi pers virtual "Update Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet" pada Senin (25/1).

Walikota Bogor Bima Arya mengatakan pihaknya juga meningkatkan layanan kesehatan dengan membuka rumah sakit lapangan di GOR Kota Bogor. Menurut Bima, rumah sakit darurat tersebut ditujukan untuk pasien dengan gejala ringan dan komorbid. Sedangkan gejala sedang dan berat bisa ditangani di rumah sakit rujukan.

Secara total, rumah sakit itu memiliki 64 tempat tidur yang terdiri dari tujuh tempat tidur untuk IGD, dua untuk ICU, 50 tempat tidur untuk perawatan tekanan isolasi negatif. Hingga Senin (25/1), terdapat 29 pasien yang dirawat oleh 225 tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter spesialis, dokter umum, dan perawat. 

"Jika nanti kapasitasnya penuh hingga 64 tempat tidur, kami akan menambah tenaga kesehatan, mudah-mudahan minggu depan sudah bisa bertambah," ujar Bima. 

Adapun total keterisian tempat tidur rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Bogor mencapai 70%. Angka tersebut lebih rendah dari dua minggu lalu yang mencapai di atas 80%.

Meski begitu, pihaknya terus berkoordinasi dengan pimpinan rumah sakit untuk terus meningkatkan ruang isolasi. Pasalnya, okupansi rumah sakit yang mencapai 70% masih di atas ambang batas WHO sebesar 60%.

Selain menambah rumah sakit, Bima juga menyebut pentingnya memiliki data rumah sakit yang terintegrasi. Oleh karena itu, dia berharap pemerintah pusat membangun sistem data rumah sakit agar koordinasi antar daerah bisa lebih baik.

Pasalnya, dia kerap menerima telepon dari warga luar daerah yang menanyakan ketersediaan rumah sakit di Kota Bogor. "Saya sering ditelepon oleh warga yang menyebut rumah sakit di Jakarta penuh, di Bogor bagaimana. Oleh karena itu kami sedang update datanya," ujar dia. 

(Penyumbang bahan: Ivan Jonathan)

Halaman:

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...