Karantina Wilayah dan Vaksinasi Dorong Penurunan Kasus Covid-19 Global

Image title
16 Februari 2021, 21:26
covid-19, virus corona, pandemi corona, pandemi, internasional, gerakan 3m
ANTARA FOTO/REUTERS/Maranie Staab/nz/cf
Foto oleh Maranie Staab. Sebuah tanda pembatasan sosial di sebuah meja di Home Team Pub yang baru-baru ini memperkenalkan peraturan pembatasan sosial yang ketat setelah dibuka kembali dari pelarangan penyakit virus korona (COVID-19) di pinggiran kota Syracuse Liverpool, New York, Amerika Serikat, Rabu (22/7/2020).

Seperti AS yang pada Minggu (14/2) telah memberikan 52.884.356 dosis vaksin virus corona. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menyatakan 38.292.270 orang telah menerima dosis pertama dan 14.077.440 menerima dosis kedua.

Sedangkan Inggris melaporkan 15.062.189 orang telah menerima dosis vaksin pertama. Meski begitu, Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan tidak dapat menghitung secara tepat pengaruh vaksin dengan penurunan kasus baru.

"Makanya kita harus berhati-hati saat ini,” kata Johnson dilansir dari Reuters pada Selasa (16/2).

Sebelumnya, penelitian di Israel menemukan bahwa vaksin virus corona memiliki dampak yang kuat dan cepat dalam penanganan pandemi. Hal itu tercermin dari penurunan drastis kasus Covid-19 dan orang yang dirawat inap dalam beberapa minggu setelah program vaksinasi.

Peluncuran program vaksinasi yang cepat di Israel dijadikan semacam laboratorium uji klinik untuk dunia. Dari data awal didapatkan bahwa vaksin bekerja sama baiknya seperti saat uji klinis.

Layanan Kesehatan Maccabi melaporkan pada Kamis (4/2) bahwa dari 416.900 orang yang divaksinasi, hanya 254 yang tertular Covid-19 seminggu setelah dosis kedua yang mereka dapatkan. Meski begitu, semua kasusnya ringan.

Jika dibandingkan dengan jumlah orang yang tidak divaksinasi, peneliti memperkirakan vaksin Pfizer dan BioNTech yang digunakan di Israel memiliki efektivitas 91%, angka tersebut tak jauh berbeda dari hasil uji klinis yang menunjukkan efektivitas hingga 95%.

Di sisi lain, data statistik nasional Israel mencatat mayoritas penerima vaksin merupakan orang yang berusia 60 tahun ke atas karena mereka memiliki risiko tinggi. Setelah enam minggu program vaksinasi berjalan, jumlah kasus Covid-19 turun 41% dibandingkan tiga minggu sebelumnya.

Kelompok itu juga mengalami penurunan rawat inap akibat virus corona hingga 31%, dan penurunan sakit kritis sebesar 24%. "Kami mengatakan dengan hati-hati, keajaiban telah dimulai," ujar seorang ahli biologi kuantitatif di Weizmann Institute of Science dan rekan penulis studi baru tentang dampak vaksin di Israel Eran Segal seperti dikutip dari nytimes.com pada Senin (8/2).

Para peneliti pun menemukan harapan pada kemampuan vaksin untuk segera menurunkan kasus di antara orang Israel yang mendapat suntikan. Hal itu memberi harapan bagi dunia bahwa semakin banyak vaksin akan semakn manjur melindungi manusia dari penyakit parah Covid-19.

Bahkan beberapa uji coba menunjukkan bahwa vaksin berpotensi memperlambat penularan virus. “Hal itu cukup meyakinkan bahwa kita melihat efek aktual dari vaksinasi pada tingkatan populasi,” kata William Hanage, seorang ahli epidemiologi di Harvard T.H. Sekolah Kesehatan Masyarakat Chan yang tidak terlibat dalam penelitian Israel.

Halaman:

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...