Cara Mengenali Pseudosains Penyebab Hoaks di Tengah Pandemi

Hanna Farah Vania
27 Maret 2021, 15:30
Konten virus corona yang distempel hoaks oleh Kominfo beredar pada Mei 2019.
Kominfo
Konten virus corona yang distempel hoaks oleh Kominfo beredar pada Mei 2019.

Berdasarkan hasil survei Katadata Insight Center (KIC) yang bertajuk “Survei Kesediaan Divaksinasi Covid-19”, masyarakat cukup terbelah dalam menyikapi berita bohong yang berlandaskan teori konspirasi mengenai Covid-19. Beberapa di antaranya adalah percaya bahwa vaksin yang disuntikkan ke Presiden Joko Widodo bukan vaksin Covid-19 (21,2%) dan terdapat microchip dalam vaksin Covid-19 (18,4%).

Kedua, teori tersebut tidak dapat diuji kembali secara independent oleh pihak lain. Robert dan Veronika mencontohkan obat herbal yang sempat popular untuk mengobati Covid-19. Meski telah diklaim mampu mengurangi gejala Covid-19, obat ini justru menimbulkan efek samping pada pasien.

“Sebuah hasil penelitian yang saintifik, tepercaya dan jelas signifikansinya wajib dapat diulangi percobaannya oleh semua peneliti lainnya dengan hasil akhir yang terbukti sama,” ujar Robert dan Veronika di laman The Conversation.

Ketiga, ilmu semu mengabaikan bukti yang bertentangan dengannya. Pasalnya, pseudoscience hanya memilah bukti empiris yang mendukung pernyataannya. Evidence-Based Medicine (EBM) atau pencarian dan keputusan klinis sesuai bukti menjadi dasar penting bagi dunia medis. Robert dan Veronika mengatakan bahwa pengalaman seseorang, meski menyandang gelar profesor, bukan bukti kuat untuk dijadikan dasar saintifik. 

Publikasi yang sudah melalui proses review yang sistematik merupakan hasil produk sains. Keempat, ilmu semu berlandaskan bukti anekdotal dan telah diketahui tidak dapat diandalkan. Kelima, ilmu semu memanfaatkan ketidaktahuan pihak yang tidak dapat membuktikan kebohongan klaim yang mereka berikan. Yang terakhir, pseudoscience datang dengan klaim yang tidak berdasar, namun dibesar-besarkan tanpa diuji terlebih dulu. 

Mereka menyatakan cara terbaik untuk melawan ilmu semu yang banyak menghampiri masyarakat adalah dengan membanjiri informasi yang kredibel, akurat, menarik, dan mudah dipahami masyarakat melalui media massa dan media sosial.

Halaman:

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...