Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan Inflasi Eropa ke Surat Utang RI

Agatha Olivia Victoria
2 Juni 2021, 15:22
surat utang, inflasi eropa, suku bunga surat utang negara, kebijakan moneter eropa
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/ama.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, perkembangan inflasi dan kebijakan moneter di eropa akan mempengaruhi tren suku bunga surat utang di dalam negeri.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, perbaikan ekonomi global perlu dicermati Indonesia. "Perbaikan ini terus berlanjut terutama di AS dan Tiongkok," ujar Perry dalam kesempatan yang sama.

Dia pun memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia akan membaik menjadi  5,7% pada 2021 dan 4,2% pada 2022. Sementara, AS, Kawasan Eropa, dan Tiongkok akan tumbuh masing-masing 6,4%, 4,3%, dan 8,4% pada tahun ini dan 3,4%, 3,8%, dan 5,3% pada tahun depan.

Perry memperkirakan ada perubahan kebijakan moneter di Negeri Paman Sam pada tahun depan, yakni pengurangan stimulus moneter dan kemungkinan kenaikan suku bunga acuan. Kebijakan ini dipengaruhi oleh kenaikan inflasi dan ekonomi AS yang tumbuh cukup tinggi.

Selain itu, menurut dia, masih akan ada rencana tambahan stimulus fiskal US$ 2,2 triliun oleh Presiden AS Joe Biden. "Itu ketidakpastian dan risiko yang perlu dilihat ke depan," katanya.

Inflasi di Kawasan Eropa melonjak dari 1,6% pada April 2021 menjadi 2% pada Mei 2021. Inflasi di 19 negara Eropa ini melampaui target Bank Sentral Eropa (ECB), didorong oleh kenaikan biaya energi yang mencapai tingkat tercepat sejak akhir 2018 dan di atas tujuan ECB.

"Inflasi kembali dengan cepat pada saat berita tentang ekonomi meningkat dan pasar tenaga kerja mendapat untung dari pembukaan kembali." ujar Ekonom ING Bert Colijn dikutip dari laporan Reuters, Selasa (1/6) waktu setempat.

Meski demikian, angka tersebut dinilai belum mencapai puncaknya. Inflasi Eropa kemungkinan mendekati 2,5% pada akhir tahun.

Kendati begitu, lonjakan inflasi kemungkinan masih bersifat sementara, bahkan para pembuat kebijakan paling konservatif pun berpendapat hal yang sama. Pemicu pertumbuhan harga akan memudar pada awal tahun depan dan inflasi akan berada di bawah target untuk tahun-tahun mendatang, terutama karena pertumbuhan upah, komponen penting dari inflasi yang tahan lama belum akan cukup baik.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...