Pro Kontra Vitamin D Dosis Tinggi Untuk Mencegah Covid-19

Agustiyanti
13 Juli 2021, 17:49
vitamin D dosis tinggi, vitamin D, vitamin D cegah Covid-19, manfaat vitamin D
ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc.
Sejumlah pasien orang tanpa gejala (OTG) COVID-19 berjemur di halaman Asrama Haji. Berjemur dapat mengaktifkan vitamin D yang diyakini mampu menjaga imunitas untuk mencegah Covid-19.
Poster Satgas Berjemur
Poster Satgas Berjemur (Katadata)

Henry juga pernah menjelaskan bahwa vitamin D yang dapat diperoleh seseroang saat berjemur sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Beberapa di antaranya, yakni waktu dan lama berjemur, bagian tubuh yang terpapar matahari, dan jenis kulit. Orang dengan kulit yang gelap membutuhkan waktu berjemur lebih lama untuk menghasilkan vitamin D.

 Ia merekomendasikan orang dewasa untuk mengkonsumsi vitamin D dengan dosis minimal 5.000 IU. Mengutip rekomendasi Vitamin D Council USA, menurut dia, konsumsi vitamin D dengan dosis di bawah 5.000 iu tidak akan menghasilkan kadar darah di 80-100 nanogram/ml.

"Selain itu, saat Anda mengkonsumsi suplemen vitamin D, itu sangat tergantung penyerapan di usus Anda. Setiap orang berbeda, dan semakin tua kemampuannya semakin menurun," katanya.

Pendapat yang berbeda terkait kemajuran vitamin D untuk mencegah Covid-19 disampaikan oleh dokter ahli ortopedi di Mount Elizabeth Hospital Tony Setiobudi. Hal ini, menurut dia, merujuk pada sejumlah penelitian yang menunjukkan hasil berbeda.

"Ada hasil penelitian yang menunjukkan efek perlindungan vitamin D terhadap Covid-19 dan ada juga yang tidak. Tapi secara keseluruhan, tidak ada kesimpulan yang konklusif," ujar Tony dalam video streaming Youtube di akun miliknya.

Tony juga tak menyarankan konsumsi vitamin D di atas 5.000 IU, apalagi meningkatkan kadar vitamin D dalam darah hingga di atas 100 nanogram/ml. Menurut dia, belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa mengkonsumsi vitamin D dengan dosis 5.000 IU hingga 10.000 IU per hari atau meningkatkan kadar vitamin D dalam darah hingga 100 nanogram/ml dapat memberikan perlindungan lebih terhadap Covid-19.

Meski demikian, menurut Tony, Pakar Vitamin D Michael Holick dalam artikel berjudul vitamin D dan potensi manfaat untuk penanganan pandemi Covid 19, Holick justru hanya menyarankan untuk mempertahankan kadar vitamin D setidaknya 30 nanogram/ml dan lebih baik 40-60 ng/ml guna mengurangi risiko infeksi dan keparahan Covid-19.

Tony menjelaskan, Holick hanya merekomendasikan orang dewasa di atas 18 tahun mengkonsumsi vitamin D 1.500 IU hingga 3.000 IU per hari. Namun untuk pasien obesitas, dibutuhkan dosis dua hingga tiga kali lipatnya. "Beliau sendiri mengkonsumsi vitamin D 2.000 IU dan tiga gelas susu sehingga dosis hariannya mencapai 3.000 IU per hari," kata Tony.

Ia mengatakan kadar vitamin D dalam darah di atas 150 ng/mL dapat menyebabkan keracunan. Hal ini merujuk rekomendasi dari Endocrine Society.

Tony mengatakan, pernyataan dr Henry bahwa kadar vitamin D dalam darah yang tinggi lebih melindungi dari Covid-19 dapat disebut sebagai expert opinion. Namun dalam kesepakatan komunikasi medis, level of evidence atau derajat pembuktian expert opinion hanya berada di level lima atau satu level dari posisi terendah.

"Kita harus lebih percaya pada evidence yang lebih solid atau berada di level satu, dalam hal ini uji klinis. Untuk saat ini, tidak ada evidence yang kuat dan mendukung bahwa vitamin D dapat melindungi kita semua dari Covid-19," kata dia.

Ia menegaskan bahwa perlindungan terbesar saat ini dari Covid-19 hanya dapat diberikan oleh vaksin dan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Masyarakat paling sedikit harus disiplin menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Penyumbang Bahan: Akbar Malik Adi Nugraha

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...