Kemenkes: Pengusaha Protes Tarif PCR Rendah sebab Telanjur Stok Reagan

Rizky Alika
16 November 2021, 21:57
PCR, Kemenkes
. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.
Petugas kesehatan menunggu pasien tes usap PCR di Jakarta, Senin (25/10/2021).

Sebelumnya, Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir sempat memaparkan struktur harga reagen tes PCR yang digunakan di laboratorium mereka.

Honesti mengatakan harga baru reagen tes PCR yang tengah diajukan dalam e-katalog sebesar Rp 81 ribu tanpa Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Sementara, harga terbaru dengan PPN sebesar Rp 89.100 serta harga publish tanpa PPN Rp 90 ribu.

Bila dirinci, komponen biaya terbesar reagen ialah biaya produksi dan bahan baku. "Biaya produksi dan bahan baku sebesar 55%," kata Honesti dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (9/11).

Selain itu, biaya operasional memiliki porsi sebesar 16%, sementara, biaya distribusi yang meliputi keuntungan distributor sebesar 14%. Selanjutnya, biaya royalti memiliki porsi 5% dan margin atau keuntungan 10%.

Di sisi lain, Ketua Komisi Tetap Bidang Kesehatan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Titi Rusdi mengatakan, ia belum bisa mendapatkan reagen dengan harga kurang dari Rp 90 ribu.

"Sampai saat ini belum dapat harga Rp 90 ribu walau sudah memohon sama vendor, sudah negosiasi," ujar dia.

Sebelumnya, Ketua Persatuan Dokter Spesialis Patologi Klinik Aryati khawatir penurunan harga tes PCR akan mengorbankan kualitas. Ia mencontohkan, reagen yang digunakan tidak menggunakan dosis penuh.

Aryati mengatakan, reagen yang berkualitas baik, harganya lebih mahal. "Ada beberapa merk bagus berkualitas. Namun dengan harga tes PCR 495 ribu pun, belum bisa (mendapatkan merk berkualitas)," ujar dia.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...