Pemerintah Cegah Sebaran Omicron dengan WGS, Apa Itu?

Intan Nirmala Sari
16 Desember 2021, 13:21
Omicron, covid-19, varian omicron, wgs
ANTARA FOTO/Aji Styawan/hp.
Petugas medis melakukan tes swab COVID-19 terhadap seorang pengunjung di salah satu pusat perbelanjaan modern Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (2/6/2020). Tes diagnostik cepat (rapid test) dan swab secara acak terhadap pengunjung maupun karyawan pada pusat perbelanjaan modern itu untuk mengetahui kesehatan mereka dalam upaya mendeteksi serta mencegah penyebaran virus Corona (COVID-19) menyusul dibukanya kembali sejumlah pusat perbelanjaan di Kota Semarang.

Perkembangan WGS di Indonesia

Dalam laporan Organisasi Kesehatan Dunia alias WHO 2019, disampaikan kalau WGS adalah konsep yang relatif baru dalam teknologi genom. Di mana, kapasitas keterampilan dan kecakapan negara dalam pekerjaan laboratorium WGS dan analisis data dapat ditingkatkan.

Di Indonesia, Tim Surveilans Genom SARS-CoV-2 dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia alias LIPI (Tim Venomcov), telah berhasil menggunakan platform dari Oxford Nanopore Technologies (ONT) untuk mengidentifikasi varian-varian COVID19.

Pakar ilmu kesehatan Universitas Indonesia, Prof Tjandra Yoga Aditama sebelumnya menilai WGS di Indonesia perlu ditingkatkan lagi. Hal itu perlu dilakukan untuk menghalau masuknya varian baru SARS-CoV-2 dari luar negeri, maupun mutasi domestik.

Selain aktif melaporkan sampel WGS, mantan Dirjen P2P dan Kepala Balitbangkes tersebut mendorong pembatasan sosial, serta penerapan 3T seperti test, telusur dan terapi. Langkah tersebut perlu diterapkan agar Indonesia bisa terhindar dari serangan gelombang kasus Covid-19 lanjutan.

Berdasarkan laporan lembaga pengumpulan data genom, GISAID per1 November 2021, Indonesia sudah mengirimkan 8.350 sampel. Sementara, Singapura sudah mengirimkan 8.970 sampel, Filipina sebanyak 12.681 sampel dan India sudah 72.325 sampel WGS ke GSID.

“Tentu tidak terlalu tepat membandingkan (Indonesia) dengan negara maju, tetapi Amerika Serikat sudah memasukkan 1,46 juta WGS sampel ke GISAID dan Inggris sudah 1,11 juta sampel,” kata Tjandra Yoga, dilansir dari Antara, Kamis (4/11).

Sebelumnya, laporan GISAID  menunjukkan, ada 48 kasus virus Covid-19 varian Omicron (B.1.1.529) di 11 negara wilayah Asia hingga Kamis 9 Desember 2021. Mayoritas atau sebanyak 13 kasus Covid-19 varian Omicron berasal dari Hongkong.

Israel menduduki peringkat kedua di Asia dengan penemuan kasus Covid-19 varian Omicron terbanyak, yakni mencapai 12 kasus. Kemudian, Singapura dan India masing-masing mencatatkan ada 6 kasus dan 5 kasus Covid-19 varian Omicron.

Kemudian, sebanyak 3 kasus Covid-19 varian Omicron masing-masing terdeteksi di Jepang dan Korea Selatan. Lalu, Rusia mendeteksi ada 2 kasus Covid-19 varian Omicron.

Sri Lanka, Thailand, Maladewa, dan Malaysia masing-masing mendeteksi 1 kasus Covid-19 varian Omicron. Sementara, belum ada kasus Covid-19 varian Omicron yang masuk ke Indonesia hingga saat ini menurut Kementerian Kesehatan.

Laporan GISAID juga menyatakan, terdapat 41 negara yang telah mendeteksi kasus Covid-19 Omicron di seluruh dunia. Secara total, ada 1.109 kasus Covid-19 varian Omicron yang telah terdeteksi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...