Sentimen Penyebaran Omicron Bayangi Pergerakan Rupiah

Abdul Azis Said
28 Desember 2021, 09:57
Petugas menunjukkan uang pecahan rupiah dan dolar AS (USD) di tempat penukaran uang Dolarindo, Melawai, Jakarta, Rabu (22/7/2020). Pada perdagangan hari ini, Rabu (22/7/2020) nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat 91 poin dilevel Rp14.650 pe
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Petugas menunjukkan uang pecahan rupiah dan dolar AS (USD) di tempat penukaran uang Dolarindo, Melawai, Jakarta, Rabu (22/7/2020).

"Di sisi lain pasar juga mendapatkan riset bahwa Omicron tidak menyebabkan gejala berat pada penderita, yang mendorong pasar masuk ke aset berisiko," kata dia.

Studi Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) menunjukkan pasien positif Omicron diperkirakan antara 31-45% lebih kecil kemungkinannya untuk dirawat di rumah sakit dibandingkan pasien yang terkena varian Delta.

Pada saat yang sama, Badan Pengawas Obat Amerika Serikat (FDA) pekan lalu juga telah mengonfirmasikan bahwa obat antiviral jenis Merck dan Pfizer efektif melawan Omicron. Dua jenis obat tersebut dinilai mampu menghambat virus bereplikasi.

Berbeda dari Ariston, analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto optimistis rupiah bisa menguat ke arah Rp 14.204, dengan potensi pelemahan di kisaran Rp 14.274 per dolar AS. Hal ini terdorong oleh sentimen pasar yang masih cukup bullish, terlihat dari kenaikan indeks saham beberapa hari terkahir.

Indeks saham utama AS ditutup menguat pada perdagangan semalam. Dow Jones Industrial menghijau 0,98% bersama S&P 500 sebesar 1,36% dan Nasdaq Composite 1,39%.

Sementara dari dalam negeri, Rully mengatakan sentimennya positif terdorong prospek pertumbuhan ekonomi akhir tahun yang akan lebih tinggi dari kuartal ketiga 2021. "Pasar melihat prospek ekonomi masih cukup baik, Covid-19 masih terkendali dan mobilitas masyarakat juga meningkat," kata dia kepada Katadata.co.id.

Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya memproyeksi pertumbuhan ekonomi di kuartal terakhir ini bisa di atas 5%. Hal ini didukung akselerasi pemulihan baik dari sisi konsumsi maupun investasi yang semakin kuat di tiga bulan terakhir setelah pada kuartal ketiga lalu sempat melambat karena penyebaran varian Delta.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...