Alasan Medsos DPD RI Unggah Konten Dukungan untuk La Nyalla Capres
Sejauh ini, kata Mahyu, konten yang dipublikasi mengacu kepada dukungan publik terhadap kinerja anggota DPD. Sebagai lembaga, DPD turut mendukung kinerjanya dengan menyebarkan informasi melalui media sosial.
"Tidak mungkin kampanyenya siapapun, apakah berkampanye sebagai capres-cawapres atau berkampanye menjadi anggota legislatif DPD, kita tidak akan meng-counter itu. Tapi pada saat kinerja dia, kita akan angkat," jelas Mahyu.
Dia menilai, batasan terhadap kampanye ini ada pada respons lembaga terhadap subyek yang mendapatkan dukungan. Jadi selama DPD tidak mendukung kampanye tersebut hal itu tak menyalahi aturan dan konten tetap dapat dipublikasi. “Apakah kita salah? Kecuali Pak Ketua, Pak La Nyalla berkata ke PPP ‘oke saya terima’,” tambahnya Mahyu.
Lebih lanjut, Mahyu menegaskan bahwa DPD RI secara kelembagaan tak pernah mendukung kampanye yang dilakukan, baik sebagai capres ataupun calon senator. Dia mengungkapkan akan terus menjaga netralitas, termasuk dalam urusan kurasi konten di media sosial DPD RI.
“Kita jamin tidak mungkin kita menaikkan orang kampanye. Itu salah,” tuturnya.
Menyangkut dukungan capres, sebelumnya Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) mengungkap sosok presiden idaman masyarakat Indonesia. Sebanyak 26,6% responden atau mayoritas masyarakat Indonesia menginginkan sosok yang merakyat. Berikut datanya:
