Gaji Besar di Industri TIK, Imbas Tingginya Kebutuhan Talenta Digital

Shabrina Paramacitra
Oleh Shabrina Paramacitra - Tim Riset dan Publikasi
4 Agustus 2022, 13:59
Pertumbuhan industri di bidang teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) menuntut banyaknya ketersediaan jumlah talenta digital.
ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/Pool/rwa.

EKRUT juga menemukan bahwa profesi yang berkaitan dengan talenta digital paling laris pada 2021. Profesi ini didominasi oleh posisi di bidang rekayasa perangkat lunak (software engineering) dengan persentase sebesar 64,64 persen. 

Backend engineer menjadi profesi paling diminati dengan gaji rata-rata sebesar Rp19 juta per bulan pada industri e-commerce.

Tingginya Kebutuhan Talenta Digital

Riset McKinsey dan Bank Dunia merekomendasikan, untuk menyiapkan diri menghadapi Revolusi Industri 4.0, Indonesia butuh sebanyak 9 juta atau 600 ribu talenta digital setiap tahun selama 2015-2030. Sementara itu, riset Microsoft dan LinkedIn pada 2020 menunjukkan, beberapa profesi di bidang ini akan sangat dibutuhkan dalam pasar kerja global pada 2025 mendatang. 

Profesi tersebut adalah 98 juta tenaga kerja di bidang pengembangan perangkat lunak (software development), 23 juta orang di bidang komputasi awan (cloud) dan data, serta 20 juta orang di bidang analisis data dan kecerdasan buatan atau artificial intelligent (AI). 

Selain itu, dibutuhkan pula 6 juta pekerja di bidang keamanan siber, serta 1 juta pekerja di bidang perlindungan privasi.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Johnny G. Plate dalam Modul Cakap Bermedia Digital menyebutkan, kampanye literasi dan pelatihan di bidang teknologi informasi dan komunikasi sangatlah penting. Terlebih, saat ini Indonesia sedang menghadapi tingginya kebutuhan talenta digital di tengah cepatnya perubahan zaman. 

“Penyiapan talenta digital yang cakap dalam menghadapi era disrupsi digital, menjadi salah satu penggerak utama pemanfaatan konektivitas digital yang produktif sebagai perwujudan agenda transformasi digital Indonesia,” kata Johnny. 

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai pasar Indonesia di bidang TIK sangat besar. Ini karena jumlah penduduk banyak dan penetrasi internet yang terus tumbuh. Ia mengimbau agar perusahaan-perusahaan teknologi aktif memberikan pelatihan di bidang TIK kepada masyarakat. 

“Kami berharap potensi yang besar ini bisa ditangkap oleh perusahaan digital dalam negeri dan global, sehingga membuka lapangan kerja baru sebanyak-banyaknya,” ujar Jokowi dalam acara virtual DevCon 2021 yang diadakan Microsoft, Jumat (25/2). 

Ia berharap, pelatihan-pelatihan yang diberikan mampu meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menjadi talenta digital yang andal. Sebab, menurut mantan wali kota Solo itu, kebutuhan industri TIK yang tinggi dapat menjadi peluang untuk meningkatkan serapan tenaga kerja di Indonesia.

Tak hanya perusahaan swasta, Kementerian Kominfo bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) oleh Siberkreasi pun telah menginisiasi berbagai program untuk memfasilitasi kebutuhan TIK. Pendidikan  ini tak hanya diberikan dalam bentuk sosialisasi dan modul, tapi juga pelatihan, kompetisi, dan beragam aktivitas lainnya yang mendukung pembentukan talenta digital. 

Beberapa program yang digelar misalnya Makin Cakap Digital untuk meningkatkan literasi digital masyarakat, hingga pelatihan berbicara di depan umum (public speaking). Informasi mengenai edukasi tersebut tersedia di laman info.literasidigital.id.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...