Mengenal 5 Tokoh Sumpah Pemuda yang Terlupakan
Peran Siti dalam Kongres Pemuda II yaitu berpidato soal rasa cinta Tanah Air. Ia menekankan rasa cinta tanah air harus ditanamkan pada perempuan sejak kecil, tidak hanya pada laki-laki saja.
Uniknya, Siti berpidato dengan menggunakan bahasa Belanda sehingga Muhammad Yamin yang menjabat sebagai sekretaris Kongres Pemuda II, menerjemahkan pidato Siti.
4. Soegondo Djojopuspito
Soegondo Djojopoespito, merupakan tokoh berpengaruh di Kongres Pemuda II. Ia adalah seorang aktivis Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPI) atau dalam bahasa Belanda disebut “Indonesische Studentbond”.
PPPI dibentuk September 1926, yang memiliki tujuan mempersatukan pemuda Indonesia karena persatuan Indonesia merupakan senjata terkuat untuk melawan Belanda. Atas jasanya di organisasi tersebut, Soegondo ditunjuk menjadi Ketua Kongres Pemuda II.
Atas jasa-jasanya, Pemuda asal Tuban ini mendapatkan penghargaan. Namanya diabadikan menjadi nama sebuah Gedung Pertemuan Pemuda. Yakni, Wisma Soegondo Djojopoespito di Cibubur. Pemberian nama tersebut dilakukan Kemenpora pada tahun 2012 lalu.
5. Amir Syarifuddin Harahap
Pada momen bersejarah Kongres Pemuda II, Amir berperan sebagai bendara. Dia duduk sebaris dengan Ketua Kongres, Soegondo Djojopuspito, dan sekretaris Kongres, Mohammad Yamin.
Dicatat Hans Van Miert dalam Dengan Semangat Berkobar: Nasionalisme dan Gerakan Pemuda Indonesia 1918-1930, Amir punya peran sangat penting di Kongres Pemuda II. Diceritakan, ketika Yamin membuat konsep resolusi Kongres, yang kelak dinamai Sumpah Pemuda itu, dia terlebih dahulu meminta paraf Ketua Kongres, Soegondo, lalu kepada Amir.
6. Mohammad Yamin
Mohammad Yamin adalah pemuda asal tanah Minangkabau dan tokoh Jong Sumatranen Bond. Dia juga terkenal sebagai sastrawan, sejarawan, budayawan, politikus, dan ahli hukum.
M Yamin merupakan salah seorang pencetus Kongres Pemuda II yang berperan sebagai Sekretaris Kongres bersama dengan Amir Syarifuddin sebagai bendahara Kongres. Selain itu, ia juga turut merumuskan teks sumpah pemuda dengan memberikan usulan agar Bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan. Usulan tersebut kemudian digunakan dalam ikrar sumpah pemuda.