Survei Terbaru, PSI, PPP, hingga Partai Buruh Tak Lolos Parlemen 2024

Ringkasan
- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan mantan menko perekonomian dan pejabat lain untuk mendiskusikan masalah dan potensi kelas menengah Indonesia, dalam pertemuan tertutup yang dihadiri oleh tokoh-tokoh penting seperti Boediono, Darmin Nasution, dan lain-lain.
- Pertemuan tersebut mengangkat beberapa isu penting mengenai kelas menengah, seperti posisi mereka dalam perekonomian, fenomena kerentanan kelas menengah, dan kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan untuk mendukung pertumbuhan mereka, berdasarkan riset terbaru dari LPEM FEB UI.
- Riset LPEM FEB UI menunjukkan adanya penurunan daya beli kelas menengah dan peningkatan kalangan calon kelas menengah dari 45,8% populasi pada 2014 menjadi 53,4% pada 2023, dengan perubahan pola konsumsi yang mencerminkan tren tersebut dan potensi penurunan daya beli mereka.

Hasil survei terbaru Indikator Politik Indonesia menunjukkan beberapa partai politik tak lolos ke parlemen. Beberapa partai yang diperkirakan tak lolos ambang batas suara masuk parlemen (parliamentary threshold) 4 persen di antaranya PPP, PSI, PBB hingga Partai Buruh.
Survei Indikator Politik Indonesia pada kurun 30 Desember 2023-6 Januari 2024, membuat simulasi partai politik dalam Pemilu 2024. Indikator membagi menjadi dua kategori, yakni elektabilitas berdasarkan 18 lambang dan nama partai.
Dalam simulasi ini, PDIP memimpin dengan 20,0% suara responden, diikuti Gerindra 18,1%, Golkar 11,2%, PKB 11,2%, NasDem 6,9%, PKS 6,2%, Demokrat 4,6%, dan PAN 4,2%.
“Delapan partai yang secara absolut suaranya di atas 4 persen parliamentary threshold,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam paparannya, yang disiarkan di YouTube Indikator Politik Indonesia, Kamis (18/1)
Sedangkan partai yang diprediksi tak lolos parlemen yakni PPP (2,8%), PSI (1,4%), Perindo (0,9%), Hanura (0,4%), Ummat (0,4%), Gelora (0,3%), Buruh (0,1%), PBB (0,1%), Garuda (0,0%), dan PKN (0,0%).
“PSI baru 1,4% dengan menggunakan simulasi 18 lambang nama partai. PPP juga belum cukup aman apalagi partai-partai di bawahnya,” kata Burhanuddin.
Selain itu, ada pula simulasi berdasarkan surat suara. Berdasarkan simulasi tersebut, didapatkan hasil yang tak jauh berbeda dari simulasi nama dan lambang partai.
PDIP di posisi teratas dengan 21,5%, lalu Gerindra 17,3%, Golkar 11,1%, PKB 9,2%, NasDem 6,7%, PKS 5,9%, Demokrat 5,6%, dan Pan 4,4%.
Kemudian PPP (2,5%), PSI (1,7%), Perindo (0,7%), Hanura (0,3%), Ummat (0,2%), Gelora (0,4%), Buruh (0,3%), PBB (0,2%), Garuda (0,1%), dan PKN (0,1%).
Adapun, survei tersebut melibatkan sampel basis 1200 orang, dengan metode stratified random sampling, ukuran basis sampel basis 4560 responden memiliki toleransi kesalahan atau margin of error 5% pada tingkat kepercayaan 95%.