Musim Kemarau 2024 Diprediksi Mundur, Kapan El Nino Berakhir?

Ferrika Lukmana Sari
16 Maret 2024, 13:15
kemarau
ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/nym.
Petani menggarap lahan persawahan di Kabat, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (1/11/2023). Pemerintah daerah setempat mengatur pembagian air dari bendungan agar dapat mencukupi kebutuhan 110 ribu hektar lahan pertanian di Banyuwangi akibat kemarau panjang.

"Namun demikian, terdapat beberapa wilayah yang mengalami puncak musim kemarau pada bulan Juli 2024 sebanyak 217 ZOM (31,22%) dan September 2024 sebanyak 68 ZOM (9,78%)," ujarnya.

Terkait el nino, Dwikorita menerangkan bahwa hingga awal Maret 2024, pemantauan terhadap anomali iklim global di Samudra Pasifik menunjukkan el nino moderat masih berlangsung dengan nilai indeks 1,59. Sedangkan di Samudra Hindia, pemantauan suhu muka laut menunjukkan kondisi Indian Ocean Dipole (IOD) netral.

Fenomena El Nino tersebut, kata dia, diprediksi akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli 2024 dan setelah triwulan ketiga pada Juli-Agustus-September 2024 berpotensi beralih menjadi la nina lemah.

Sementara itu, kondisi Indian Ocean Dipole (IOD) diprediksi akan tetap netral setidaknya hingga September 2024. Sedangkan kondisi suhu muka laut di Indonesia, diprediksikan berada dalam kondisi yang lebih hangat, dengan kisaran +0.5 - +2.0 derajat celcius lebih hangat dari kondisi normalnya.

Pemerintah Diminta Antisipasi Dampak Kemarau

Dwikorita meminta pemerintah dan masyarakat untuk mengantisipasi musim kemarau 2024 terutama di wilayah yang mengalami sifat musim kemarau di bawah normal atau lebih kering dibandingkan biasanya.

"Wilayah tersebut diprediksi dapat mengalami peningkatan risiko bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan kekurangan sumber air," ujarnya.

Selain itu, pemerintah daerah juga dapat lebih optimal melakukan penyimpanan air pada akhir musim hujan ini untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan.

"Tindakan antisipasi juga diperlukan pada wilayah yang diprediksi mengalami musim kemarau atas normal (lebih basah dari biasanya) terutama untuk tanaman pertanian atau hortikultura yang sensitif terhadap curah hujan tinggi," kata dia.

Halaman:
Reporter: Ferrika Lukmana Sari
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...