Kementan Ungkap Strategi untuk Capai Swasembada Beras di 2025
Kementerian Pertanian atau Kementan berharap dapat mencapai swasembada beras pada tahun depan. Capaian ini masuk dalam target Kementerian Pertanian untuk menyambut Indonesia Emas pada 2045.
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menyatakan bahwa swasembada beras merupakan hal pertama yang ingin ia capai. Kementerian Pertanian ingin persediaan beras tidak hanya swasembada namun juga surplus.
Sebab, pada 2023 masih ada selisih 500 ribu ton antara jumlah konsumsi dan produksi beras. Meskipun selisih ini tergolong kecil, namun kondisi ini membuat Indonesia harus mengimpor beras.
“Supaya Indonesia tidak impor, minimal selisih antara produksi dan konsumsi itu sekitar lima hingga enam juta ton. Baru kita berani tidak impor beras,” kata Sudaryono saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, pada Kamis (12/9).
Membantu Penyediaan Pompa dan Konstruksi
Untuk mewujudkan swasembada beras, pemerintah akan membantu penyediaan pompa serta konstruksi untuk lahan rawa. Dengan cara ini, ia berharap bisa menambah produktivitas sawah yang awalnya hanya sekali panen menjadi beberapa kali panen.
“Kami sangat yakin bahwa tahun depan seharusnya sudah ada peningkatan produksi. Harapannya kita bisa swasembada beras pada tahun depan,” ujarnya.
Jika nantinya pemerintah belum dapat menghentikan impor beras pada tahun depan, dia tetap berharap impor beras dapat berkurang jauh.
Program pompanisasi dan optimalisasi lahan rawa telah meningkatkan produksi beras sebanyak 1,5 juta ton dari Januari-Agustus 2024. Pihaknya tengah berusaha keras supaya persediaan beras tetap surplus setelah bulan Agustus.
Program swasembada ini didorong melalui peningkatan produktivitas lahan yang sudah ada serta ekstensifikasi penambahan lahan baru yang telah diputuskan sebelumnya. Meliputi 150 ribu hektare cetak sawah baru dan 80 ribu hektare untuk ekstensifikasi lahan.
Untuk mencetak sawah baru, salah satu lokasi yang disasar adalah Kalimantan Tengah. Sawah ini berada di atas lahan yang sudah dibangun irigasi di kanan dan kirinya, namun belum maksimal untuk lahan sawah.
“Kami meyakini di Kalimantan Tengah sudah ada lahan seluas 400 ribu hektare. Dari jumlah tersebut, akan dibuat 150 ribu hektare, relatif agak mudah dan aman,” ucapnya.