Ekonomi Melambat, Penjualan Kendaraan Diramal Tak Capai Target

Image title
Oleh Ekarina
12 Agustus 2019, 16:53
BMW Group Indonesia meluncurkan mobil baru berteknologi listrik dengan tipe BMW i3s di GIIAS 2019, Pavilion BMW Hall C ICE BSD, Tangerang, (18/7/2019). BMW i3s merupakan versi sport dari keluarga i3. dibandrol dengan harga 1,299 Miliar.
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
BMW Group Indonesia meluncurkan mobil baru berteknologi listrik dengan tipe BMW i3s di GIIAS 2019, Pavilion BMW Hall C ICE BSD. Penjualan mobil domestik diprediksi melemah sepanjang tahun seiring dengan perlambatan ekonomi dalam negeri.

(Baca: Penjualan Mobil Semester I Turun, Menperin Yakin Capai Target 1,1 Juta)

Bahana juga memperkirakan pendapatan ASII akan mencapai Rp 240,7 triliun pada akhir tahun ini dari perkiraan semula sebesar Rp 249,3 triliun. Laba bersih diperkirakan mencapai Rp 20,7 triliun, dari perkiraan semula sebesar Rp 23 triliun.

Adapun pendapatan dari segmen otomotif diperkirakan akan mencapai Rp 104,7 trililiun, dari perkiraan semula sebesar Rp 106,8 triliun.

Bahana memberikan rekomendasi tahan (hold) untuk saham ASII dari yang sebelumnya beli (buy,) dengan target harga Rp 7.500 dari yang sebelumnya Rp 8.300 per saham.

Sedangkan secara industri, Bahana memperkirakan volume penjualan mobil secara secara keseluruhan akan mencapai 1,08 juta unit pada akhir 2019, atau turun sebesar 6% dari realisasi penjualan 2018.  Sejalan dengan itu, penjualan mobil Grup Astra juga diperkirakan turun sebesar 4,8% secara tahunan.

Untuk penjualan kendaraan roda dua, Bahana memperkirakan, secara industri akan mencapai 7,09 juta unit sepanjang 2019, atau tumbuh 8% secara tahunan. Adapun penjualan kendaraan roda dua Astra diperkirakan tumbuh lebih tinggi dibanding industri sebesar 12% secara tahunan.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2019 sebesar 5,05%, ,melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 5,27%.

(Baca: Penjualan Mobil Domestik Merosot 13% di Semester I 2019)

Pengeluaran konsumsi rumah tangga memberi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi hingga 55,79%, diikuti dengan sumbangan investasi yang tercatat sebesar 31,25%. Pengeluaran konsumsi pemerintah memberikan kontribusi sebesar 8,71%, sedangkan kontribusi ekspor masih negatif akibat masih tingginya impor.

Untuk mendorong geliat pekonomi dalam negeri, bank sentral telah memotong suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis point (bps) menjadi 5,75% dari yang sebelumnya sebesar 6% pada Juli,  di tengah rendahnya perkiraan inflasi hingga akhir tahun ini.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...