Jadi Eksportir Rempah Dunia, RI Masih Hadapi Sejumlah Pekerjaan Rumah

Michael Reily
22 Oktober 2018, 19:04
Memetik biji lada
ANTARA FOTO/Akbar Tado
Seorang petani di Mamuju, Sulawesi Barat tengah memetik biji lada. Harga lada akhir-akhir ini menurun akibat hama dan permainan di tingkat pengepul

Seluruh kegiatan pun dibarengi dengan peningkatan industri hilir. “Supaya banyak manfaatnya untuk petani dan pelaku usaha,” kata Gamal.

Direktur Tanaman Semusim dan Rempah, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, Agus Wahyudi, mengungkapkan pemerintah menarget peta jalan ekspor 150 ribu ton untuk masing-masing komoditas rempah pada 2024. Peta jalan jadi solusi yang kerap terjadi pada pengembangan  komoditas rempah.

(Baca: Ekspor RI Menyusut 6,58% di September 2018)

Beberapa hal yang akan jadi fokus pemerintah di antaranya terkait kesuburan lahan, ketersediaan benih, serta kesiapan melawan hama dan penyakit. “Kami akan melakukan standardisasi supaya produk lokal sesuai dengan kebutuhan global,” ujar Agus.

Selain itu, dia juga mencatat  peralihan lahan rempah menjadi tanaman lain yang lebih menguntungkan menjadi kendsala lain dalam upaya pengembangan dan peningkatan produksi komoditas rempah. Ke depan, pemerintah berupaya mengembalikan korvensi lahan, tetapi tak menjelaskanya secara detail.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Januari hingga September 2018, ekspor rempah belum menunjukkan kinerja yang apik. Tanaman obat, aromatik, dan rempah, misalnya  mencatat penurunan ekspor sebesar 10,34% menjadi US$ 440,13, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 490,88 juta.

Demikian halmya dengan lada hitam, dimana kinerja ekspornya anjlok hingga 59,22% dari US$ 74,40 juta menjadi US$ 30,34 juta dan lada putih yang turun 30,56% dari US$ 99,49 juta menjadi US$ 69,09 juta. Kenaikan hanya terjadi pada komoditas cengkeh yang meningkat 85,27% dari US$ 21,53 juta menjadi US$ 39,89 juta.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...