Toyota, SoftBank, Uniqlo Masuk 10 Besar Merek Jepang Bernilai Tinggi

Image title
Oleh Ekarina
10 November 2020, 19:30
Merek, Jepang, Produsen, Otomotif, Retail, SoftBank, Teknokogi, Digital, Resesi, Pandemi, Covid-19
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi mobil Toyota di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 di ICE BSD,  Tangerang,  Banten (18/7/2019).

Demikian pula, pengecer Nitori yang nilai mereknya mencapai US$ 1,9 miliar dan menempati posisi 26, secara proaktif merampingkan bisnis dan memfokuskan sumber daya pada e-commerce.

Tiga Merek Pendatang Baru 

BrandZ mencatat tiga pendatang baru masuk dafatr 50 brand bernilai di Jepang. Toko obat  Welcia (U$ 1,1 miliar) adalah pendatang baru yang langsung melesat menempati peringkat 36, diikuti peretail Don Quijote (US$ 1,0 miliar) di peringkat 37.

Merek kopi kaleng Georgia, anak perusahaan The Coca-Cola Company yang menjadi minuman Jepang klasik, masuk daftar tahun ini di posisi 41 senilai US$ 953 juta.  

Sukses atau gagalnya sebuah merek amat bergantung pada kepercayaan konsumen. Merek yang nilainya tumbuh rata-rata delapan poin lebih tinggi memang cukup "berbeda" dibandingkan dengan merek yang nilainya menurun.

Kuatnya persepsi dan kepercayaan konsumen terhadap sebuah brand juga membantu beberapa perusahaan bertahan, meski sektornya terpukul pandemi corona. Meski industri penerbangan mengalami turbulensi hebat selama pandemi dengan penurunan nilai merek 34% secara keseluruhan, tapi brand maskapai Jepang, ANA Airlines penurunannya relatif kecil.

Perusahaan masih bertahan di posisi 28 dengan brand value US$ 1,9 miliar. Demikian pula dengan perusahaan logistik, Yamato Transport yang mereknya masih dipercaya sehingga tetap berada di posisi 32 dengan nilai perusahaan US$ 1,6 miliar.

Chairman BrandZ, David Roth menuturkan pemeringkatan ini menunjukkan  merek-merek tersebut memiliki ketahanan kuat di saat krisis. Meskipun virus corona global menghantam sektor otomotif, kinerja Toyota jauh lebih sedikit terpengaruh daripada merek pesaingnya di Jepang.

"Demikian pula, merek kuat ANA telah melindungi nilainya di sektor yang telah dihatam pandemi hebat, "kata Roth dalam keterangan tertulis dikutip Selasa (10/11).

Sementara, CEO Insights Division Kantar Japan, Shishir Varma mengungkapkan pemeringkatan tahun ini menyoroti merek dan strategi pemasaran yang membantu perusahaan menghadapi tantangan makro dan pandemi global.

"Kedua, 'perbedaan' antara keunikan dan komitmen atas nilai-nilai hal yang dilakukan merek, membantu menciptakan ketahanan yang lebih besar dibandingkan laba atas investasi," katanya.

Pemeringkatan Top 50 Most Valuable Brands Japan oleh BrandZ lakukan oleh  perusahaan riset dan pakar ekuitas Kantar dan WPP. Pemeringkatan tersebut dipilih dan dan dianalisa dengan menggabungkan data pasar dari Bloomberg serta berbagai masukan dari jutaan konsumen serta melibatkan lebih dari 500 merek. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...