TaniHub Akan Bangun Pusat Distribusi Produk Pertanian di Luar Jawa

Fahmi Ahmad Burhan
24 Agustus 2020, 18:03
TaniHub Akan Bangun Pusat Distribusi Produk Pertanian di Luar Jawa
Google Play Store
Ilustrasi tampilan platform Tanihub

Perusahaan rintisan di bidang pertanian, TaniHub berencana memperluas pasar di Indonesia. Startup ini juga akan membangun infrastruktur, seperti pusat distribusi di luar Jawa.

Saat ini, TaniHub memiliki lima pusat distribusi yakni di Jakarta, Bogor, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. Perusahaan berencana membangun infrastruktur pertanian baru di luar Jawa dalam dua tahun ke depan.

"Kami ingin buka, tidak hanya berfokus di Jawa dan Bali. Tetapi menjamah Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi," kata Co-Founder sekaligus CEO TaniHub Ivan Arie Setiawan saat konferensi pers secara virtual, Senin (24/8).

Hal itu bertujuan pemerataan distribusi produk pertanian di Tanah Air. Langkah ini akan membuat rantai pasok komoditas menjadi lebih efisien, sehingga harga bisa terkendali.

“Kalau bisa distribusi merata sampai ke luar Jawa, petani bisa mengendalikan harga," kata Ivan.

Selain pusat distribusi, TaniHub memiliki pusat pemrosesan dan pengemasan produk atau processing packing center yang baru diluncurkan tahun ini di Malang. Fasilitas ini berfungsi menghemat waktu distribusi produk pertanian.

"Bisa memangkas waktu proses sampai menjadi dua hari," kata Director of Supply Chain TaniHub Group Sariyo.

Kedua infrastruktur tersebut membuat TaniHub bisa memenuhi standar impor produk pertanian. Perusahaan berupaya membangun infrastruktur ini di luar Jawa. 

Rencana tersebut didukung oleh pendanaan seri A US$ 17 Juta atau sekitar Rp 283 miliar yang diperoleh TaniHub Group pada April lalu. Investasi ini dipimpin oleh Openspace Ventures dan Intudo Ventures. Selain itu, melibatkan investor lain seperti UOB Venture Management, Vertex Ventures, BRI Ventures, Tenaya Capital dan Golden Gate Ventures.

Dengan adanya dana segar tersebut, total ekuitas yang dihimpun oleh TaniHub Group mencapai US$ 29 juta atau sekitar Rp 481 miliar sejak 2016.

Perolehan dana segar itu juga seiring dengan melonjaknya penjualan sayur, buah, dan hasil tani lainnya selama pandemi corona. Transaksi produk tanaman herbal juga meningkat 20%. Jumlah pengguna pun bertambah 20 ribu orang.

Secara keseluruhan, transaksi di TaniHub tumbuh tiga kali lipat setiap tahun. Kini, sudah ada lebih dari 30 ribu petani kecil yang bergabung dengan ekosistem TaniHub.

"Terjadi perubahan perilaku, tadinya pembelian offline menjadi lebih banyak online. Tapi secara keseluruhan, kondisi pandemi Covid-19, bisnis TaniHub tumbuh pesat," ujar Ivan.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...