Komisi Penyiaran Amerika Minta Apple dan Google ‘Usir’ TikTok
Federal Communications Commission atau komisi penyiaran Amerika Serikat (AS) meminta Apple dan Google menghapus TikTok dari toko aplikasi mereka, yakni App Store dan Play Store. Platform video pendek asal Cina ini dinilai bermasalah dari segi keamanan data.
Salah satu komisaris FCC Brendan Carr membagikan surat melalui Twitter kepada CEO Apple Tim Cook dan CEO Alphabet Sundar Pichai. Surat ini memuat laporan dan perkembangan terkait pengawasan terhadap TikTok.
Aplikasi video pendek buatan raksasa teknologi Cina, ByteDance itu menghadapi pengawasan pemerintah di bawah Presiden Donald Trump. Kini, TikTok dinilai tidak mematuhi kebijakan toko aplikasi Google dan Apple.
Trump menominasikan Carr pada 2018 untuk masa jabatan lima tahun dengan FCC. Senat mengonfirmasi pada Desember, bahwa ketua komisi Jessica Rosenworcel akan tetap menjabat untuk masa jabatan lima tahun lagi.
“TikTok tidak seperti yang terlihat di permukaan. Ini bukan hanya aplikasi untuk berbagi video atau meme lucu. Itu ‘pakaian domba’,” kata Carr dalam surat itu, dikutip dari CNBC Internasional, Rabu (29/6).
“Pada intinya, TikTok berfungsi sebagai alat pengawasan canggih yang mengumpulkan sejumlah besar data pribadi dan sensitif,” tambah dia.
Surat Carr tersebut tertanggal 24 Juni, dengan kop surat FCC. Isinya menyebutkan bahwa Apple dan induk Google, Alphabet harus memberikan pernyataan sebelum 8 Juli, jika tak kunjung memblokir TikTok.
“Pernyataan tersebut harus menjelaskan dasar kesimpulan perusahaan Anda, bahwa akses rahasia data pengguna AS bersifat pribadi dan sensitif bagi orang-orang yang berlokasi di Beijing,” demikian dikutip dari surat itu.
Selain itu, “ditambah dengan pola representasi dan perilaku menyesatkan TikTok, tidak bertentangan dengan kebijakan toko aplikasi Anda,” demikian dikutip.
Surat Carr mengutip laporan BuzzFeed News pada awal Juni. Media ini memberitakan pernyataan karyawan TikTok yang mengindikasikan para insinyur di Cina memiliki akses ke data AS antara September 2021 dan Januari 2022.
“Kami tahu kami adalah salah satu platform yang paling diteliti dari sudut pandang keamanan, dan kami bertujuan untuk menghilangkan keraguan tentang keamanan data pengguna AS,” ujar juru bicara TikTok dalam laporan BuzzFeed.
“Itulah mengapa kami mempekerjakan para ahli di bidangnya, terus bekerja untuk memvalidasi standar keamanan, dan membawa pihak ketiga yang independen dan bereputasi baik untuk menguji pertahanan kami,” tambah dia.
Pada 17 Juni, hari yang sama dengan laporan BuzzFeed, TikTok mengumumkan bahwa mereka merutekan semua traffic pengguna AS ke Oracle Cloud Infrastructure. Raksasa teknologi Tiongkok ini juga memindahkan data pribadi pengguna AS dari pusat datanya sendiri di AS dan Singapura ke server cloud Oracle.