Pasokan BBM Subsidi Ditambah, Sebagian Ojek Online Tetap Pilih Vivo
Pemerintah memastikan adanya penambahan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis pertalite dan solar tahun ini. Namun, sebagian pengemudi ojek online tetap memilih Vivo ketimbang Pertamina.
Mitra pengemudi Gojek yang enggan disebut namanya (48 tahun) tidak tertarik membeli pertalite, meski kuota BBM subsidi ini ditambah. “Kalau isi pertalite susah untuk ‘narik’,” katanya kepada Katadata.co.id, Selasa (4/10).
Menurutnya, kualitas BBM subsidi jenis pertalite berbeda dibandingkan sebelum harga naik. Namun ia tidak memerinci perbedaannya.
“Sekarang boros,” katanya. “Sebelum harga naik, isi bahan bakar masih ada sisa untuk besok. Sekarang saya mengisi dua kali sehari jika memakai pertalite.”
Ia menduga hampir 75% pengemudi ojek online beralih ke Vivo, meskipun lebih mahal ketimbang pertalite. “Isi sekarang, besok sore (baru) isi lagi,” ujar dia.
Pengemudi ojek online Rizal juga tetap memilih Vivo meski harganya lebih mahal. "Baru tahu kalau harganya naik saat sudah mengisi (bahan bakar). Tapi tidak apa. Antreannya tidak sepanjang pertalite,” kata dia kepada Katadata.co.id saat mengantre di SPBU Vivo Cideng, pekan lalu (28/9).
Pria yang berdomisili di Kemayoran, Jakarta itu rata-rata menghabiskan Rp 50.000 per hari untuk kebutuhan bahan bakar. "Tidak menentu. Terkadang membeli Revvo 89, terkadang pertalite. Sebab SPBU Vivo masih jarang dan jauh," tambah dia.
Pengemudi ojek online asal Tanah Abang, Ovan juga lebih sering membeli Revvo 89 sejak harga pertalite naik. Alasannya, antrean di SPBU Vivo tak sepanjang antrean di SPBU Pertamina.
“Antrean pertalite panjang, terutama saat malam," ujar Ovan. Dalam sehari, Ovan rata-rata menghabiskan Rp 35.000 sampai Rp 40.000 untuk keperluan bahan bakar Revvo 89. "Sehari sekali isi, tapi full tank," tambahnya.
Mitra pengemudi Grab Prabowo (35 tahun) juga mengatakan, antrean pertalite tetap padat belakangan ini. Meski begitu, ia menyambut baik langkah pemerintah menambah kuota BBM subsidi ini.
Hal senada disampaikan oleh Ketua Presidium Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Igun Wicaksono. Sebab, pembatasan kuota akan berdampak besar terhadap sektor transportasi, “khususnya ojek online,” katanya kepada Katadata.co.id, Senin (3/10).
Namun ia tidak berkomentar soal seberapa banyak pengemudi ojek online yang beralih ke Vivo.
Sedangkan Ketua Asosiasi Driver Online (ADO) Taha Syafariel mengatakan, penambahan kuota BBM subsidi akan sangat bermanfaat di luar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Alasan Pemerintah Tambah Kuota Pertalite
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menjelaskan, penambahan kuota bertujuan menjamin pasokan BBM bersubsidi akibat lonjakan konsumsi.
"Ada penambah kuota untuk menjamin ketersediaan bagi masyarakat," kata Tutuka melalui pesan singkat kepada Katadata.co.id, Senin (3/10).
Rencana penambahan kuota disampaikan oleh Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara. Dia menyebutkan bahwa kuota BBM jenis pertalite akan ditambah menjadi 29 juta kilo liter (kl) dari posisi awal tahun 23,05 juta kl.
Sedangkan kuota solar ditambah dari 15 juta kl menjadi 17,4 juta kl. "Pertalite dan solar akan tetap ada dan tersedia," kata Suahasil Nazara dalam Energy Corner CNBC beberapa waktu lalu, Senin (5/9).
Estimasi subsidi energi menjadi sekitar Rp 650 triliun setelah pemerintah menaikkan harga jual Solar dan Pertalite. Ini sudah menghitung tambahan volume kuota BBM bersubsidi yang baru.
Dalam catatan bulanan Pertamina, penyaluran pertalite 19,5 juta kl atau 83% dari total kuota tahun 23,05 juta kl per Agustus. Artinya, tersisa 3,55 juta kl untuk konsumsi hingga akhir tahun.
Sedangkan penyaluran solar 10,9 juta kl atau 74% dari total kuota 14,9 juta kl. Artinya, hanya tersisa 4 juta kl untuk konsumsi.