Google Ungkap Alasan Belanja Online Kilat Sembako Tren di Indonesia
Startup penyedia kebutuhan pokok hingga e-commerce masif menyediakan layanan belanja kilat (quick commerce) terkait sembako. Google dan investor dari kalangan modal ventura pun mengungkapkan alasannya.
Industry Analyst Google Iftikar Izzaturrahman mengatakan, kecepatan pengiriman menjadi pendorong konsumen berbelanja bahan pokok secara online. Ini terlihat di data Google bahwa kata kunci ‘pengiriman cepat’ meningkat terus sejak awal pandemi Covid-19.
Apalagi, belanja rumah tangga meningkat pada awal pandemi corona, sebagaimana Databoks di bawah ini:
"Ini menjadi indikator yang kuat, bahwa masyarakat menginginkan layanan ke arah sana (kecepatan pengiriman)," ujar Iftikar saat konferensi pers virtual, Kamis (12/5).
"Platform quick commerce mencatatkan peningkatan jumlah unduhan dan pengguna aktif pada kuartal III dan kuartal IV 2021. Ini menunjukkan adanya permintaan yang besar terutama di kota-kota besar, seperti Jakarta," katanya.
General Manager YouGov Indonesia Edward Hutasoit menyampaikan, data YouGov BrandIndex Survey terhadap lebih dari 500 responden menunjukkan, kecepatan menjadi salah satu pertimbangan konsumen menggunakan online groceries.
Ada 30% responden yang menggunakan layanan belanja bahan pokok online karena ingin mendapatkan jasa pengiriman tepat waktu.
"Kecepatan jadi faktor konsumen pakai online groceries meskipun bukan jadi faktor utama. Di tiap merek layanan, konsumen mempunyai ekspektasi berbeda-beda," kata Edward.
Oleh karena itu, menurutnya tidak ada patokan alokasi waktu yang diinginkan konsumen. "Ini bergantung pada kategori konsumen misalnya. Kecepatan antara satu produk dan produk lainnya juga akan berbeda," katanya.
SurveySensum mencatat, terdapat peningkatan 42% pencarian untuk belanja cepat atau quick commerce pada 2021.
Dikutip dari Statista, quick commerce merupakan istilah yang menggambarkan bentuk e-commerce dengan pengiriman pesanan dalam jumlah kecil namun cepat. Produk di platform ini biasanya harus cepat diantar, seperti bahan makanan segar atau produk-produk rumah tangga.
CMO Blibli.com Edward Kilian Suwignyo mengatakan, Blibli mempunyai layanan online groceries BlibliMart yang memfasilitasi pengiriman bahan pokok dua jam sampai setelah pemesanan.
Menurutnya, platform bisa saja mengalokasikan waktu pengiriman lebih cepat. Namun, pertimbangan Blibli mematok waktu dua jam adalah jaminan tepat waktu dan kualitas produk.
"Lebih cepat dari dua jam bisa saja, tetapi harus memastikan juga ketersediaan produk dan biaya yang lebih efisien. Kami melihat dua jam ini paling pas dengan kebutuhan konsumen," ujarnya.
Selain Blibli, Tokopedia melalui Tokopedia NOW! juga memfasilitasi pengiriman online groceries maksimal dua jam.
Sedangkan, startup quick commerce Astro dan Bananas menyediakan layanan pengiriman kilat 10 menit.
VP of Investment East Ventures Devina Halim memperkirakan, bisnis quick commerce bertumbuh dan memiliki peluang besar di pasar. “Utamanya, mengingat besarnya pasar bahan makanan yang belum tergarap di Indonesia," kata Devina dalam siaran pers, pada Februari (8/2).
East Ventures memimpin pendanaan tahap awal (seed funding) US$ 1,5 juta atau Rp 21,5 miliar kepada Bananas. Investor lain yang berpartisipasi yaitu SMDV, ARISE, MDI Ventures dan beberapa penanam modal individu alias angel investor.
Co-Founder sekaligus Managing Partner di Ideosource dan Gayo Capital Edward Ismawan mengatakan, sektor e-commerce memang menawarkan variasi layanan. Alhasil, akan ada banyak inovasi baru untuk mengisi ceruk kebutuhan pasar.
"Layanan instan seperti quick commerce menjadi salah satu inovasi layanan e-commerce. Dia meraup pasar kebutuhan pokok dengan banyak mengirimkan produk segar," kata Edward kepada Katadata.co.id.