Diduga Kartel Terkait Bunga Pinjaman, Begini Jawaban Asosiasi Fintech

Cindy Mutia Annur
27 Agustus 2019, 12:29
kppu menduga ada kartel terkait bunga fintech pinjaman
Katadata/Cindy Mutia Annur
Asosiasi fintech pendanaan indonesia (AFPI) bersama keempat anggotanya yang baru memperoleh izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) usai konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis (16/5). KPPU menduga adanya kartel terkait bunga fintech pinjaman.

Sebelumnya, Komisioner KPPU Guntur Syahputra Saragih menyampaikan bahwa ada dugaan kartel dalam hal penetapan bunga yang dilakukan oleh beberapa perusahaan fintech pinjaman di dalam asosiasi. “Kalau bunganya lebih tinggi dibanding (lembaga keuangan) konvensional kan patut dipertanyakan,” kata dia di Jakarta, kemarin (26/8).

Bunga dalam industri keuangan baik perbankan maupun fintech, menurutnya tergolong harga yang ditetapkan untuk konsumen. “Bisa (dikategorikan kartel) nanti kami lihat. Penelitian membuka ruang,” kata dia.

(Baca: OJK Tidak Bisa Intervensi Bunga Pinjaman dari Fintech)

Pada akhir tahun lalu, sebagian besar anggota AFPI sepakat bahwa bunga dibatasi 0,8% per hari. Hanya, setiap fintech memiliki perhitungannya sendiri seputar bunga dan biaya-biaya yang dibebankan kepada nasabah. Sebab, fintech menggunakan teknologi untuk penilaian (credit scoring), yang membutuhkan biaya operasional.

Mekanismenya, nasabah yang meminjam dikenakan biaya dan beban berbeda-beda di setiap perusahaan fintech. Hal itu bergantung pada tingkat risiko si peminjam. Besaran bunga berlaku sejak nasabah meminjam hingga membayar utang. 

Selain itu, perhitungan bunga berhenti maksimal 90 hari setelah jatuh tempo. Dengan begitu, bunga dan biaya lainnya tidak lebih dari 100% utang pokok.

(Baca: Bunga Pinjaman Fintech Berpeluang Turun Tahun Ini)

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...