Bagaimana Nasib OVO jika Merger Tokopedia dan Gojek Terwujud?
2015 | 2019 | ||
Perusahaan | Pangsa pasar % | Perusahaan | Pangsa pasar % |
Bank Mandiri | 20 | OVO | 20 |
BCA | 19 | Bank Mandiri | 19 |
XL Axiata | 19 | GoPay | 19 |
BRI | 10 | DANA | 10 |
Telkomsel | 10 | BCA | 10 |
Bank Mega | 1,1 | BRI | 6,3 |
BNI | 1 | LinkAja | 5,8 |
Bank DKI | 0,8 | ShopeePay | 3,7 |
Indosat | 0,4 | BNI | 1,3 |
CIMB Niaga | 0,1 | Doku | 1,2 |
Sumber: BI
Sedangkan riset DailySocial menunjukkan bahwa GoPay menempati peringkat teratas pada tahun lalu. Angkanya tertera pada Databoks di bawah ini:
Analis di CrossASEAN Angus Mackintosh menilai, Tokopedia kemungkinan bakal menjual sahamnya di OVO jika merger dengan Gojek. Apalagi, GoPay sudah merambah bank digital lewat Bank Jago.
Selain itu, “memiliki pendukung internasional yang kuat yakni Facebook Inc dan Paypal Holdings,” kata Angus Mackintosh dalam catatannya yang dirilis tiga pekan lalu (11/1), dikutip dari Caixing Global, minggu lalu (22/1).
Sedangkan Grab mengandalkan OVO untuk hadir di Indonesia. Lalu, anak usahanya di bidang keuangan yaitu Grab Financial baru saja memperoleh pendanaan.
Itu dinilai menjadi peluang bagi Grab untuk berinvestasi. “Jika mereka menarik OVO sebagai entitas terpisah atau meletakkannya di bawah Grab, itu masuk akal. Indonesia merupakan pasar yang kompetitif, dan Grab mencari peluang apa pun untuk tetap relevan di sini,” kata dia.
Hal senada disampaikan oleh pendiri sekaligus direktur konsultasi dan penelitian fintech Asia, Kapronasia, Zenon Kapron. “Tentunya, akan menjadi tantangan jika Grab kehilangan OVO,” ujar dia.