Dianggap Monopoli, Google Play Store Raup Pendapatan Rp 161 Triliun

Fahmi Ahmad Burhan
30 Agustus 2021, 10:06
Google, Google Play Store
ANTARA FOTO/REUTERS/Arnd Wiegmann/File Photo/AWW/sa.
Arnd Wiegmann/File Photo BERKAS FOTO: Seorang pria berjalan melewati logo Google di depan gedung perkantoran di Zurich, Swiss, Rabu (1/7/2021). Google dianggap memonopoli melalui layanan Google Play Store.

Google menegaskan  gugatan dalam persidangan tetap tidak berdasar dan salah mencirikan layanannya sebagai bentuk monopoli. "Data yang digunakan itu salah mencirikan bisnis kami," kata perusahaan yang berkantor di Silicon Valley, California itu.

Menurut Google, pendapatan yang sudah terungkap itu berdasarkan penjualan aplikasi, pembelian dalam aplikasi, dan iklan toko aplikasi.  Sebelumnya, perusahaan yang juga memiliki platform Youtube tersebut  sudah mendapatkan kritikan atas layanan toko aplikasi mereka.  Namun, kritikan tidak hanya datang kepada Google, Apple pun juga tidak kebal kritik.

Parlemen AS dan pengembang perangkat lunak (software) menuduh Google dan Apple monopoli lewat toko aplikasi. Kedua raksasa teknologi AS dianggap mempunyai kekuatan dan bisa menekan pengembang dengan biaya layanan yang mahal. 

Senat AS dari Partai Demokrat Amy Klobuchar menganggap besaran potongan 30% baik dari Google dan Apple cukup memberatkan pengembang. 
"Mereka mengenakan biaya berlebihan yang memengaruhi persaingan," kata Amy dikutip dari Reuters, Kamis (22/8). Ini membuat pengembang aplikasi terpaksa menaikkan harga berlangganan bagi pengguna.

Google dan Apple juga bahkan digugat oleh beberapa pengembang aplikasi, seperti Spotify, developer gim Epic Games, dan pengembang aplikasi Match. Ini terkait pengenaan komisi 30% yang dianggap tidak adil.
"Ini kontrol monopoli tangan besi," kata Penasihat Umum Match Jared Sine.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Editor: Maesaroh
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...