Jumlah Startup Fintech Lending Diramal Kian Menyusut Tahun Depan

Fahmi Ahmad Burhan
24 Desember 2021, 15:05
startup, fintech, ojk, bank, pinjol, pinjaman online
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Ilustrasi fintech

Namun Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memperkirakan, jumlah fintech lending berkurang lagi tahun depan. “Akan ada banyak konsolidasi," kata dia.

Menurutnya, banyak startup fintech lending yang tidak bisa mengendalikan rasio gagal bayar atau kredit macet. Alhasil, penyelenggara kemungkinan besar akan tutup buku.

OJK sebelumnya menjelaskan bahwa penurunan jumlah fintech lending seiring dengan upaya otoritas menambah sejumlah persyaratan, seperti uji kelayakan (fit and proper test) bagi pengurus, peningkatan modal disetor hingga ekuitas minimum.

Regulator juga meminta penyelenggara fintech lending meningkatkan jumlah ketentuan modal inti yang harus disetor dari minimal Rp 2,5 miliar menjadi Rp 15 miliar. Ini harus dipenuhi ketika mengajukan perizinan.

Selain itu, memberlakukan moratorium atau penundaan penerbitan izin fintech lending baru.

Bhima pun memperkirakan, kolaborasi fintech lending dengan perbankan terhambat pada tahun depan. Sebab, OJK berencana membatasi pemberi pinjaman atau lender institusi seperti bank menyalurkan kredit lewat platform ini.  

"Ini akan jadi tantangan buat fintech lending. Aturan itu membuat mereka ekspansi ke lender yang sifatnya ritel," katanya. Alhasil, startup akan menawarkan skema bunga dan imbal hasil yang tinggi untuk menggaet investor individu.

Meski begitu, CEO Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro menilai bahwa startup di sektor ini tetap diminati oleh investor tahun depan. "Kami masih melihat tren positif," katanya.

Hal itu karena fintech lending didorong untuk menyalurkan pinjaman di sektor produktif. Selain itu, startup di bidang ini berpotensi untuk exit strategy.

Exit strategy adalah pendekatan yang direncanakan untuk mengakhiri investasi dengan cara yang akan memaksimalkan keuntungan dan/atau meminimalkan kerugian. Ini bisa berupa IPO, merger, atau akuisisi.

"Ada Kredivo yang berencana mencatatkan penawaran saham perdana ke publik atau IPO. Ada juga fintech lending yang berencana membeli bank, dan lainnya," kata Eddi.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...