Diblokir Presiden Trump, Xiaomi Gagal Salip Huawei Tahun Ini?

Fahmi Ahmad Burhan
15 Januari 2021, 17:24
Xiaomi Diblokir Presiden Trump, Gagal Salip Huawei Tahun Ini?
123RF.com/zixia
Seorang pengunjung memotret model smartphone Xiaomi 9 di pameran Mobile World 2019, di Barcelona, Spanyol, Februari 2019.

Xiaomi mendorong produksi, karena Huawei tertekan sanksi AS dan kesulitan mendapatkan bahan baku. Ini karena AS menambahkan 38 afiliasi semikonduktor Huawei ke dalam daftar hitam pada Agustus 2020, sehingga totalnya menjadi 152. 

Akibat kebijakan itu, Huawei semakin sulit mendapatkan pasokan perangkat. Bahkan, perusahaan semikonduktor miliknya yakni HiSilicon  menyetop memproduksi cip (chipset), termasuk prosesor andalannya Kirin sejak September 2020 lalu.

Ponsel Huawei pun tak lagi didukung sistem operasi atau OS Android milik Google per Agustus lalu. Alhasil, perangkat yang diluncurkan setelah pertengahan Mei 2019, tidak akan didukung oleh Google Mobile Services (GMS) seperti Gmail dan YouTube.

Namun, Huawei berupaya mandiri dengan mengembangkan OS sendiri yakni Harmony OS untuk bertahan dari tekanan AS. Tahun ini, Huawei berencana untuk menerapkan Harmony OS pada 400 juta perangkat.

"Dunia luar mungkin berspekulasi apakah Huawei mengembangkan Harmony OS karena sanksi AS. Aku bisa memberitahumu bukan itu masalahnya," kata Head of Software untuk grup bisnis konsumen Huawei Wang Chenglu dikutip dari South China Morning Post, Rabu (13/1).

Akibat sanksi AS itu, lembaga riset TrendForce memperkirakan, pangsa pasar smartphone Huawei turun dari posisi ketiga menjadi ketujuh pada tahun ini. Itu artinya raksasa teknologi Tiongkok ini diprediksi kalah dari Samsung, AppleXiaomiOPPOVivo, dan Realme.

“Keenam produsen ponsel itu diramal menguasai 80% pangsa pasar secara global pada 2021,” demikian isi laporan, dikutip dari South China Morning Post (SCMP), Selasa (5/1).

Namun kini, AS memasukkan Xiaomi ke dalam daftar hitam. Meskipun, kebijakan ini baru berlaku pada November 2021 atau ketika Joe Biden yang memimpin.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...