Kominfo Kaji Empat Faktor Pengembangan 5G di Indonesia

Cindy Mutia Annur
27 November 2019, 13:01
Kominfo kaji empat faktor pengembangan 5g di indonesia
ANTARA FOTO/REUTERS/Jason Lee
Ilustrasi, tanda 5G terpasang di World 5G Exhibition di Beijing, China, Jumat (22/11/2019).

Kedua, mendorong operator untuk berbagi infrastuktur (infrastructure sharing). Riset McKinsey menunjukkan, berbagi infrastruktur mengurangi biaya investasi 5G hingga 40%.

(Baca: Huawei Proyeksi Adopsi Jaringan 5G di Indonesia Paling Lambat 2022)

Menurut Ismail, operator di Indonesia belum bisa bersinergi terkait infrastruktur. "Indonesia masih dalam kondisi yang belum seimbang antaroperator yang sharing infrastruktur. Jadi pemecahan masalahnya terlebih dahulu," katanya.

Ketiga, bisnis model inovatif. Ismail mengatakan, pentingnya menentukan bisnis model yang inovatif agar implementasi 5G bisa maksimal, bukan hanya untuk komersial tetapi juga publik.

"Kami perlu memikirkan kontribusi 5G untuk kepentingan sumber daya manusia (SDM), sektor pendidikan, kesehatan hingga masyarakat di pelosok Tanah Air,” kata dia. Karena itu, operator perlu mengembangkan model bisnis kreatif.

Terakhir, kolaborasi dan perluasan jaringan. Dari penggelaran 5G yang sudah ada, perlu kolaborasi antarperusahaan telekomunikasi dan memperluas lini bisnis. "Ini berkaitan dengan pengambilan keputusan antaroperator mengenai permintaan, suplai, dan ekosistem. Perlu pertimbangan menyeluruh,” katanya.

(Baca: Mengapa Radiasi 5G Dianggap Lebih Berbahaya dari 4G?)

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...