24 Startup Indonesia Dapat Pendanaan meski Ada Pandemi Corona
Setidaknya ada 24 startup Indonesia yang mendapat pendanaan pada awal tahun ini, meski di tengah kekhawatiran akan pandemi corona. Perusahaan rintisan yang memperoleh investasi di antaranya Gojek, Ruangguru, Kopi Kenangan hingga Tanihub.
Yang teranyar, perusahaan teknologi finansial pembiayaan (fintech lending) Pintek mendapatkan pendanaan tahap awal (seed stage) dari modal ventura asal Amerika Serikat (AS), Accion Venture Lab. President dan CEO Accion Michael Schlein menilai, dukungan finansial memungkinkan siswa mengakses pendidikan di Indonesia.
“Inovasi Pintek mendukung kedua ujung spektrum pendidikan untuk mengisi kesenjangan dalam pembiayaan bagi siswa dan institusi di negara ini," ujar Michael dalam siaran pers, Kamis (14/5).
Kopi Kenangan juga meraih pendanaan seri B senilai US$ 109 juta atau sekitar Rp 1,62 triliun pada pekan lalu (12/5). Rencananya, dana segar ini akan dipakai untuk memperkuat bisnis di Indonesia.
Lalu, marketplace furnitur Dekoruma yang telah menutup putaran pendanaan pra-seri C. Dikutip dari Tech In Asia, perusahaan menarik investor seperti InterVest Star SEA Growth Fund 1, Foundamental, OCBC NISP Ventura, dan Skystar.
(Baca: Fintech Pintek Dapat Pendanaan dari Investor AS meski Ada Pandemi)
Dekoruma berencana menggunakan dana segar itu untuk pengembangan Soma. Soma adalah platform project management desain interior, yang menghubungkan konsumen dengan desainer interior.
Kemudian, startup rantai pasok Klikdaily mengumpulkan pendanaan seri A. Investasi yang tak disebutkan nilainya ini dipimpin oleh Global Founders Capital.
Dana segar tersebut akan digunakan untuk pengembangan teknologi. (Baca: Gojek Dapat Pendanaan Rp 18 Triliun, Amazon Dikabarkan Ikut Negosiasi)
Selain itu, bagian dari Grup Bank Dunia, International Finance Corporation (IFC) mempertimbangkan investasi ekuitas di startup asuransi (insurtceh), PasarPolis. Nilai yang diusulkan yakni US$ 5 juta dalam bentuk saham preferen.
Selanjutnya startup di bidang fast moving consumer goods (FMCG) Gudang Ada memperoleh pendanaan Seri A sejumlah US$ 25,4 juta atau sekitar Rp 372 miliar pada awal Mei (6/5). Investasi ini dipimpin oleh Sequoia India dan Alpha JWC Ventures, diikuti oleh Wavemaker Partners.
Ketujuh, startup pendidikan (edtech) Eduka System mendapat investasi dari Init 6 pada akhir April (28/4). Pendiri dan mantan CEO Bukalapak Achmad Zaky mendirikan perusahaan investasi, Init 6 yang berfokus memberikan pendanaan tahap awal (seed funding).
(Baca: Achmad Zaky & Eks CTO Bukalapak Buat Init 6, Danai Startup Pendidikan)
Lalu, startup insurtech Qoala mengumumkan perolehan pendanaan seri A US$ 13,5 juta atau sekitar Rp 209 miliar pada akhir April (28/4). Investasi ini dipimpin oleh Centauri Fund, perusahaan joint venture dari Kookmin Bank asal Korea Selatan dan Telkom Indonesia.
Selain itu, ada investor baru yang terlibat dalam putaran pendanaan tersebut, seperti Sequoia India, Flourish Ventures, Kookmin Bank Investments, Mirae Asset Venture Investment dan Mirae Asset Sekuritas. Pemodal terdahulu yakni Central Capital Ventura dari Bank Central Asia (BCA), MDI Ventures, Surge, MassMutual Ventures Southeast Asia, dan SeedPlus juga berpartisipasi.
Kesembilan, Sequoia India kembali menggelar program Surge ketiga. Salah satu yang mendapat dana segar US$ 1 juta hingga US$ 2 juta (sekitar Rp 14,5 miliar-Rp 30,9 miliar) yakni startup asal Indonesia, CoLearn.
Kemudian, fintech lending Investree mendapatkan pendanaan seri C sebesar US$ 23,5 juta atau sekitar Rp 379,3 miliar pada awal April (8/4). Karena itu, perusahaan akan tetap ekspansi ke Thailand dan Filipina meski ada pandemi virus corona.
(Baca: Investor Gojek Suntik Modal Rp 603 Miliar ke 15 Startup, Satu Asal RI)
Pendanaan itu dipimpin oleh investor asal Jepang MUFG Innovation Partners (MUIP) dan BRI Ventures. Investor terdahulu yakni 9F Fintech Holdings Group China dan SBI Holdings Jepang juga berpartisipasi dalam putaran investasi seri C ini.
Lalu, startup logistik lokal RaRa mendapat pendanaan tahap awal US$ 1,2 juta atau sekitar Rp 19,7 miliar. Investasi itu dipimpin oleh modal ventura asal AS 500 Startups. Perusahaan modal ventura yang berbasis di Singapura AngelCentral juga terlibat dalam putaran pendanaan ini.
Kemudian, startup penyedia aplikasi pembukuan untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) BukuWarung mendapatkan investasi tahap awal yang dipimpin oleh East Ventures. Selain itu, ada beberapa investor lain yang terlibat seperti AC Ventures, Golden Gate Ventures, Tanglin Venture Partners, dan Michael Sampoerna.
Angel investor seperti Grab, Gojek, Flipkart, PayPal, Xendit, Rapyd, Alterra dan Zen Rooms juga terlibat dalam pendanaan tersebut. (Baca: Raih Pendanaan dari East Ventures, BukuWarung Berencana Perluas Pasar)
Startup di bidang pertanian (agritech) TaniHub Group juga mendapatkan pendanaan seri A US$ 17 Juta atau sekitar Rp 283 miliar pada awal April (1/4). Tambahan modal ini rencanannya akan dipakai untuk memperluas layanan.
Investasi itu dipimpin oleh Openspace Ventures dan Intudo Ventures. Selain itu, melibatkan investor lain seperti UOB Venture Management, Vertex Ventures, BRI Ventures, Tenaya Capital dan Golden Gate Ventures.
Decacorn Tanah Air, Gojek juga memperoleh investasi US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 18 triliun pada pertengahan Maret (17/3). Dengan begitu, Gojek telah mengumpulkan pendanaan seri F hampir US$ 3 miliar.
Informasi itu diketahui dari memo internal yang dikirim oleh co-CEO Gojek Andre Soelistyo dan Kevin Aluwi. (Baca: Startup Pertanian TaniGroup Peroleh Tambahan Modal Rp 144 Miliar)
Hanya, tidak disebutkan nama investor yang terlibat dalam pendanaan baru tersebut. Namun, dikutip dari Business Times, Amazon disebut-sebut sempat bernegosiasi untuk terlibat dalam putaran pendanaan itu.
Sebagaimana diketahui, kasus positif virus corona di Indonesia pertama kali diumumkan pada awal Maret. Kendati begitu, beberapa startup tetap memperoleh pendanaan.
Perusahaan rintisan lainnya yang juga mendapatkan dana segar yakni Waste4Change, Printerous, Greenly di bidang kuliner sehat, Zenius, dan Hukum Online. Lalu, Hacktiv8, Moladin, Waresix, Svara, dan Ruangguru memperoleh investasi pada Januari dan Februari lalu.
Padahal, perusahaan riset Genome memperkirakan bahwa startup kehilangan potensi investasi US$ 28 miliar atau sekitar Rp 463 triliun pada awal tahun ini akibat pandemi Covid-19. Sebab, bisnis sejumlah startup akan terkena dampak signifikan dari pandemi corona.
Di Tiongkok misalnya, kesepakatan modal ventura untuk memberikan pendanaan kepada startup terkontraksi 50 sampai 57 poin selama dua bulan. Hal ini berdampak secara global, sebab investor Negeri Panda menanamkan modal ke banyak negara.
(Baca: Startup Diprediksi Kehilangan Potensi Investasi Rp 463 T Akibat Corona)