Peluang Petani Melipat Untung Lewat Aplikasi Digital

Desy Setyowati
6 September 2020, 07:00
Peluang Petani Melipat Untung Lewat Aplikasi Digital
ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/aww.
Ilustrasi, petani memanen padi organik di Kampung Ciharashas, Kelurahan Mulyaharja, Bogor, Jawa Barat, Rabu (29/7/2020).

Sedangkan TaniFund bergerak di bidang teknologi finansial pembiayaan (fintech lending) yang berfokus pada petani. Berdasarkan situs resminya, perusahaan telah menyalurkan pinjaman Rp 136,15 miliar kepada petani.

Lalu, TaniHub Grup juga meluncurkan TaniSupply untuk mengatasi persoalan rantai pasok. Saat ini, TaniHub memiliki lima pusat distribusi yakni di Jakarta, Bogor, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya.

Perusahaan berencana membangun infrastruktur pertanian baru di luar Jawa dalam dua tahun ke depan. “Kami ingin menjamah Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi," kata Co-Founder sekaligus CEO TaniHub Ivan Arie Setiawan saat konferensi pers secara virtual, akhir bulan lalu (24/8).

Hal itu bertujuan pemerataan distribusi produk pertanian di Tanah Air. Langkah ini akan membuat rantai pasok komoditas menjadi lebih efisien, sehingga harga bisa terkendali. “Kalau bisa distribusi merata sampai ke luar Jawa, petani bisa mengendalikan harga," kata Ivan.

Selain itu, TaniHub memiliki pusat pemrosesan dan pengemasan produk atau processing packing center yang baru diluncurkan tahun ini di Malang. Fasilitas ini berfungsi menghemat waktu distribusi produk pertanian.

Kedua infrastruktur tersebut membuat TaniHub bisa memenuhi standar impor produk pertanian.

Selain kedua perusahaan tersebut, Kedai Sayur memasarkan produk petani lokal. “Sebagian besar, kami sebagai offtaker. Menghubungkan petani dengan pasar melalui platform digital,” kata Co-Founder sekaligus CEO Kedai Sayur Adrian Hernanto kepada Katadata.co.id.

Perusahaan juga bekerja sama dengan Kementerian Pertanian dan petani di Cianjur, dengan model operasi petani. Lalu, berkolaborasi dengan Kementerian Koperasi dan UKM, untuk model bisnis dan model operasi antara kementerian, koperasi binaan, dan swasta.

Kedai Sayur juga dalam pembicaraan dengan fintech untuk membantu petani di Jawa Timur, dari sisi pembiayaan modal kerja.

Perusahaan juga tetap menjual produk tani yang mutunya dinilai kurang, dari sisi ukuran, bentuk, dan warna. “Ini disebut Produk Unik #UnikTetapSempurna,” kata Adrian.

Dengan skema tersebut, perusahaan mengklaim pendapatan petani yang menjadi mitra meningkat. Hanya, Adrian tidak memerinci besaran peningkatannya.

Selain itu, perusahaan berkomitmen memasarkan produk tani dengan volume dan harga yang baik. “Kami terus mengawasi dan menciptakan peluang penjualan yang besar di tengah pandemi Covid-19,” ujar dia.

Salah satu caranya, Kedai Sayur mempercepat peluncuran layanan B2C di tengah pandemi corona. Ini karena permintaan produk dari hotel, restoran, dan kafe merosot hampir 50% sejak adanya Covid-19.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...