Deretan Startup Indonesia Rambah Bisnis Berdampak Sosial

Fahmi Ahmad Burhan
21 April 2022, 13:35
startup, ramah lingkungan, berdampak sosial, aruna, gojek, investasi hijau, ekonomi hijau
Katadata
Diskusi Katadata Forum dengan tema "Transformasi Indonesia Menuju Raksasa Ekonomi Digital" di Jakarta, Selasa, (08/05/2018).

4. Nusantics

Startup di bidang teknologi genomika, Nusantics membantu dalam penelitian memerangi virus corona. Nusantics memanfaatkan penelitian yang berkembang dan pengetahuan seputar diagnostik molekuler, mikrobioma atau ekosistem virus, bakteri, dan jamur, serta kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

5. Warung Pintar

Warung Pintar memberikan dampak sosial mengurangi tingkat kemiskinan dan memberikan pendapatan bagi komunitas penyandang disabilitas dan perempuan. 

Warung Pintar diakuisisi oleh perusahaan e-commerce enabler Sirclo. Kedua startup ini bakal memperkuat posisi dalam bisnis solusi omnichannel bagi merek (brand), distributor, pelaku usaha hingga konsumen akhir.

6. Gojek 

Gojek membuat komitmen Three Zeros: Zero Emissions, Zero Waste dan Zero Barriers atau nol emisi pada 2030.

Startup-startup tersebut gencar merambah bisnis berdampak sosial karena potensinya besar. Ketua Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Jefri R Sirait menyampaikan, potensi bisnis berdampak seperti energi terbarukan, agrobisnis, perikanan bisa mencapai sekitar Rp 100 triliun.

“Ini sangat menarik,” kata dia dalam diskusi virtual bertajuk ‘Menilik Daya Tarik Bisnis Berdampak Sosial’, tahun lalu (22/6/2021).

Di beberapa negara, investasi di sektor ekonomi hijau menjadi tren, sebagaimana Databoks di bawah ini:

Namun riset Bain and Company menunjukkan, negara-negara di Asia Tenggara lambat dalam beralih ke ekonomi hijau. Padahal, transformasi bisnis menuju ekonomi yang lebih hijau di wilayah itu menawarkan keuntungan US$ 1 triliun per tahun pada 2030.

Bain and Company juga menilai bahwa negara-negara di kawasan ini berpotensi memimpin dalam menghadirkan peluang ekspor produk inovatif, memperluas ke layanan baru, dan menangkap pangsa pasar global di bidang ekonomi hijau.

Potensi ekonomi hijau per tahun di Asia Tenggara pada 2030 (atas) dan peluang transformasi ke ekonomi berkelanjutan bawah).
Potensi ekonomi hijau per tahun di Asia Tenggara pada 2030 (atas) dan peluang transformasi ke ekonomi berkelanjutan bawah). (Bain and Company)

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...