Google Blokir Lebih dari 250 Ribu Aplikasi Berbahaya di Play Store

Cindy Mutia Annur
27 Juni 2019, 10:38
Dua orang membuka laman Google dan aplikasi Facebook melalui gawainya di Jakarta, Jumat (12/4/2019). Pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Badan Usaha Tetap (BUT) untuk mengejar pemasukan pajak dari perusahaan asing yang berbasis di lu
ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY
Google memblokir lebih dari 250 ribu aplikasi berbahaya yang ada di Play Store sejak 2017.

Selain itu, ada 10 ribu aplikasi yang dipalsukan sehingga mirip aplikasi asli dari sisi tampilan berikut teksnya. Aplikasi tersebut tergolong populer di Google Play Store. Selain itu, berdasarkan pencarian menggunakan algoritma dan mesin pembelajar (machine learning), ditemukan 49.608 ancaman di Google Play Store.

Sebagian besar dari ribuan aplikasi itu berupa permainan yang dipalsukan dan mengandung malware. Sebagian lagi tidak mengandung malware, namun meminta izin akses data yang dianggap berbahaya. Gim tersebut di antaranya Temple Run, Free Flow, dan Hill Climb Racing.

(Baca: Peretas Tiongkok Dituduh Serang Telegram Pakai DDos)

Para peneliti juga menemukan sekitar 7.246 aplikasi yang ditandai berbahaya. Sebanyak 2.040 di antaranya aplikasi palsu dan berisiko tinggi bagi pengguna. Ada 1.565 aplikasi yang meminta setidaknya lima izin sensitif. Lalu, 1.407 aplikasi menanamkan iklan dari pihak ketiga.

Peneliti University of Sydney, Suranga Seneviratne, mengatakan keberhasilan Google Play ditandai oleh fleksibilitas dan fitur yang dapat disesuaikan, yang memungkinkan hampir semua orang membangun aplikasi. "Namun, ada sejumlah aplikasi bermasalah yang lolos dari pengawasan dan telah melewati proses pemeriksaan otomatis," Suranga.

Masyarakat semakin bergantung pada teknologi ponsel pintar. Oleh karena itu, perlu dibangun solusi untuk mendeteksi dan memblokir aplikasi jahat dengan cepat sebelum memengaruhi populasi pengguna ponsel pintar yang lebih luas.

Sejak aplikasi-aplikasi berbahaya tersebut ditemukan, sekitar 35% aplikasi tidak lagi tersedia di Play Store. "Berpotensi dihapus karena keluhan pelanggan," ujar studi tersebut.

(Baca: Temukan Serangan Malware, WhatsApp Imbau Penggunanya Perbarui Aplikasi)

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...