Survei: 86% Pengguna Internet Pernah Tertipu Hoaks

Cindy Mutia Annur
17 Juni 2019, 10:40
Warga mengangkat poster bertulis penolakan terhadap hoaks jelang Pemilu 2019 saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (3/2/2019). Aksi tolak hoaks tersebut digelar untuk mewujudkan pesta demokrasi yang aman dan damai.
ANTARA FOTO/HAFIDZ MUBARAK
Warga mengangkat poster bertulis penolakan terhadap hoaks jelang Pemilu 2019 saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (3/2/2019). Aksi tolak hoaks tersebut digelar untuk mewujudkan pesta demokrasi yang aman dan damai.

Lima negara terbanyak yang pengguna internetnya menyatakan telah menyaksikan berita palsu di Facebook adalah Nigeria (91%), Tunisia (91%), Kenya (87%), Indonesia (84%), dan Mexico (83%). Kemudian dilanjutkan oleh Mesir (81%), Afrika Selatan (80%), dan Turki (77%).

(Baca: Twitter Pimpin Investasi Rp 1,4 T di Perusahaan Media Sosial India)

Sementera itu, laporan tersebut menyebut bahwa secara global, Twitter kurang dikenal sebagai sumber berita palsu, sebab 35% responden memang tidak menggunakannya.

Bagaimanapun, Indonesia merupakan negara urutan kedua yang penduduknya paling banyak terpapar hoaks dari platform ini (62%), setelah Turki (68%). Selain itu, hoaks di Twitter tersebar di wilayah Amerika Latin (52%), Timur Tengah/Afrika (51%), Amerika Utara (38%), Negara G8 (32%), dan Eropa (30%). “Insiden berita palsu di Twitter lebih tinggi di negara berkembang di dunia,” dikutip dalam laporan tersebut.

Sebanyak 10% dari pengguna Twitter dan 9% pengguna Facebook mengatakan bahwa mereka telah menutup akun mereka dalam satu tahun terakhir akibat maraknya berita palsu.

Sebagian besar pengguna internet di seluruh dunia mendukung upaya yang dapat dilakukan pemerintah dan perusahaan internet untuk memerangi hoaks. Di antara langkah yang dapat dilakukan menurut 85% responden adalah menghapus konten, menghapus akun penyebar hoaks (84%), mengadopsi pendekatan otomatis untuk identifikasi (79%), dan sensor pemerintah (61%).

(Baca: Kominfo Pantau Sebaran Hoaks Jelang Sidang Sengketa Pilpres di MK)

Survei ini dilakukan dengan melibatkan lebih dari 25 ribu pengguna internet di puluhan negara di seluruh Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan kawasan Asia-Pasifik. Survei ini dilakukan oleh Ipsos bersama CIGI dengan Internet Society  (ISOC) dan United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD).

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...