Tertekan Cina, Alibaba hingga JD.Com Berencana PHK Ribuan Karyawan

Fahmi Ahmad Burhan
24 Maret 2022, 10:59
alibaba, tencent, jd.com, cina, tiongkok, phk karyawan, phk
ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song
Logo Alibaba Group terlihat di kantor pusat perusahaan tersebut di Hangzhou, provinsi Zhejiang, China, Senin (18/11/2019).

Awal Maret lalu, Beijing kembali mendenda anak usaha Alibaba di bidang kebutuhan pokok atau groseri yakni Nice Tuan dan kepunyaan Tencent, Shixianghui. Perusahaan ini diketahui menerapkan skema pembelian berbasis komunitas yang dianggap bisa mengelabui konsumen agar membeli barang.

Selain itu, perusahaan teknologi mencatatkan kinerja bisnis yang buruk. Unit usaha Jingxi milik JD.com misalnya, mengalami kerugian 3,22 miliar yuan atau Rp 7,2 triliun selama kuartal IV 2021. Angka kerugiannya dua kali lipat lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya.

Tencent juga mencatatkan pertumbuhan pendapatan hanya 8% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal IV tahun lalu. Pertumbuhan pendapatan itu terendah sejak 2004.

Untuk keseluruhan tahun lalu, Tencent menghasilkan pendapatan 560,12 miliar yuan atau Rp 1.262 triliun. Angkanya memang naik 16% dibandingkan 2020. Namun, tingkat pertumbuhan pendapatan tahunan itu menjadi paling lambat dalam catatan Tencent.

Alibaba pun hanya membukukan kenaikan pendapatan 29% menjadi 200,7 miliar yuan (US$ 31,4 miliar) pada kuartal III 2021. Ini merupakan tingkat pertumbuhan paling lambat selama satu setengah tahun.

Raksasa e-commerce itu juga memperkirakan pendapatan tahunan tumbuh antara 20% dan 23%. Ini lebih rendah dari perkiraan analis.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...