Ahli IT Pertanyakan Keamanan Data Aplikasi MyPertamina
Pertamina mulai menerapkan penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite dan Solar menggunakan aplikasi MyPertamina hari ini (1/7). Namun, ahli teknologi informasi mempertanyakan keamanan data pribadi pengguna.
Peneliti teknologi informasi dari Indonesia ICT Institute Heru Sutadi mengatakan, aplikasi MyPertamina meminta banyak data kepada pengguna seperti Nomor Induk Kependudukan (NIK), foto diri hingga KTP.
"Ini aplikasi berbahaya jika disalahgunakan datanya," kata Heru kepada Katadata.co.id, Jumat (1/7).
Oleh karena itu, pengembang dan pengelola aplikasi harus memperhatikan perlindungan data pengguna dengan baik. "Jadi, harus juga disampaikan ke publik bagaimana keamanan data pengguna dan keamanan server," ujar Heru.
Di satu sisi, menurutnya Pertamina hanya membutuhkan data kendaraan guna memverifikasi penerima BBM bersubsidi.
Ia juga berharap agar penggunaan aplikasi MyPertamina tidak dimonetisasi. Ini agar sesuai dengan tujuan penerapannya, yakni penyaluran BBM bersubsidi tepat sasaran.
Spesialis Keamanan Teknologi Vaksincom Alfons Tanujaya pun menilai, penggunaan aplikasi untuk penyaluran BBM bersubsidi bukan perkara mudah. "Banyak data yang dibutuhkan untuk menjalankan kebijakan ini," katanya.
Misalnya, data dasar kependudukan hingga informasi detail kendaraan bermotor dari kepolisian. Ini pun harus diolah.
Belum lagi, data kendaraan tiap daerah berbeda-beda dan membutuhkan koordinasi yang cukup lama.
Padahal, menurutnya ada alternatif skema penerapan BBM bersubsidi selain menggunakan aplikasi. Caranya, memasang kode Quick Response (QR Code) atau alat identifikasi lainnya di pelat nomor kendaraan.
Pemasangan kode QR itu bisa dilakukan ketika pengguna memperpanjang Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK). "Jadi, tiap isi BBM bersubsidi, petugasnya hanya perlu memindai kode QR,” ujarnya.
“Setelah dipindah, petugas langsung apakah konsumen itu boleh menerima BBM bersubsidi atau tidak," tambah dia.
Katadata.co.id telah mengonfirmasi tanggapan para ahli IT itu kepada Pertamina terkait pengelolaan data di aplikasi. Namun, belum ada tanggapan.
Penggunaan aplikasi MyPertamina diwajibkan bagi pengguna kendaraan roda dua yang ingin membeli BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar. Mereka juga wajib mendaftar terlebih dahulu.
Cara mendaftar bagi pemilik kendaraan roda empat sebagai berikut:
- Siapkan dokumen yang dibutuhkan yakni Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), foto kendaraan, dan dokumen pendukung lainnya
- Buka situs web subsiditepat.mypertamina.id
- Centang informasi tentang ‘memahami persyaratan’
- Klik ‘daftar sekarang’
- Ikuti instruksi
- Tunggu pencocokan data maksimal tujuh hari di alamat email yang telah didaftarkan, atau cek status pendaftaran di situs website secara berkala
- Apabila sudah terkonfirmasi, unduh (download) kode QR
- Simpan QR Code, karena akan selalu digunakan saat bertransaksi di SPBU Pertamina
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution berharap, penyaluran BBM bersubsidi dengan skema digital tertutup itu dapat mempermudah pemerintah mengenali siapa saja konsumen yang berhak menerima Pertalite dan Solar.
"Sistem MyPertamina ini akan membantu kami mencocokkan data pengguna," kata Alfian dalam siaran pers, Senin (27/6).
Uji coba awal program penyaluran Pertalite dan Solar secara tepat sasaran itu akan dilakukan di lima provinsi, yaitu Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Jawa Barat, dan DI Yogyakarta.