Google Hapus 5,2 Miliar Iklan pada 2022, Termasuk Soal Perang Ukraina

Lenny Septiani
30 Maret 2023, 07:31
Cara Menghapus History Google
pixabay.com/377053
Cara Menghapus History Google

1. Penyediaan program verifikasi jasa keuangan di 10 negara baru

2. Perluasan jangkauan perlindungan untuk remaja

3. Penguatan kebijakan iklan pemilu

Untuk menegakkan kebijakan dengan skala masif, Google mengandalkan kombinasi tenaga manusia dan sistem otomatis yang didukung kecerdasan buatan dan machine learning.

"Cara ini membantu kami memindai konten dan mendeteksi pelanggaran di seluruh dunia dengan lebih baik," ujarnya.

Google meluncurkan alat transparansi baru bernama ‘Pusat Transparansi Iklan’, Rabu (29/3). Alat ini berupa katalog yang mencatat para pengiklan terverifikasi dari seluruh platform Google, termasuk Search, Display, dan YouTube. 

Melalui Pusat Transparansi Iklan, pengguna dapat mencari pengiklan tertentu dan melihat informasi mereka di halaman pengiklan tersebut.

Alejandro menyampaikan proyeksi Google pada tahun 2023 yaitu meneruskan upaya untuk melawan penyalahgunaan di semua platform perusahaan. “Sekaligus membantu pengiklan dan publisher menumbuhkan bisnis mereka,” katanya.

Alejandro mengatakan Google memikul kepercayaan besar dari para pengguna, baik individu maupun bisnis. Ia menjelaskan perusahaan mengerahkan untuk membuat kebijakan yang efektif bagi publisher dan pengiklan, kemudian menegakkannya sepanjang waktu.

"Kami bekerja keras untuk mencegah penyalahgunaan sekaligus mendukung kesuksesan publisher dan bisnis segala ukuran," katanya. .

Menurutnya, dengan dukungan iklan yang sehat, semua orang dapat terus mengakses informasi berkualitas di internet.

Google Chrome merupakan aplikasi peramban atau browser yang paling rentan diretas. Hal ini terlihat dari banyaknya laporan vulnerability terkait Google Chrome pada 2022.

National Cyber Security Centre atau NCSC mendefinisikan vulnerability sebagai celah kelemahan sistem teknologi informasi yang bisa dimanfaatkan peretas atau hacker untuk melakukan serangan siber.

Menurut data VulDB yang dihimpun Atlas VPN, selama periode Januari-Oktober 2022 ada 303 laporan vulnerability terkait aplikasi Google Chrome. Dalam periode sama, laporan kerentanan sistem browser Mozilla Firefox, Microsoft Edge, dan Safari jauh lebih sedikit.

Halaman:
Reporter: Lenny Septiani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...