DCI Indonesia Akan Bangun Pusat Data 9 MW di Surabaya

Ringkasan
- PTS Semester 2 untuk IPA akan diadakan pertengahan Februari, dan materi banyak sehingga siswa perlu belajar giat.
- Salah satu cara memahami materi IPA adalah dengan mempelajari kunci jawaban, seperti yang tersedia untuk halaman 137 dan 138 kurikulum merdeka.
- Kunci jawaban tersebut memuat pembahasan mengenai percobaan pertumbuhan kacang di tempat gelap dan terang, serta karakteristik makhluk hidup yang dapat diamati darinya.

DCI Indonesia akan membangun pusat data di Surabaya. Data center ini bakal memiliki kapasitas sembilan megawatt atau MW.
“Sekarang sedang piling (pemasangan tiang pancang). Target selesai akhir tahun ini atau awal tahun depan,” ujar CEO Data Center Indonesia Otto Toto Sugiri usai menghadiri acara IDE Katadata 2025 di Hotel St. Regis, Jakarta, Selasa (18/2).
Menurut Toto, kapasitas pusat data di Surabaya itu berpotensi bertambah, meski tidak dalam waktu dekat.
Pria yang dijuluki ‘Bill Gates Indonesia’ itu memperkirakan total investasi di pusat data Surabaya US$ 70 juta atau Rp 1,1 triliun (kurs Rp 16.268 per US$). Angka ini diperoleh dari harga investasi pusat data di Indonesia US$ 8 juta per MW.
Surabaya dipilih menjadi kota tempat pembangunan pusat data karena sudah banyak perusahaan cloud setempat ingin melayani langsung di sana. “Biar enggak bergantung di Jakarta,” ujar Toto.
Sebelumnya, Toto menyebut pihaknya tengah mengerjakan data center berkapasitas 36 Mega Watt di Cibitung, Bekasi, Jawa Barat yang targetnya beroperasi Januari 2025. Ia juga menyasar pembangunan di Karawang pada tahun ini. Kendati demikian, ia masih belum menjelaskan bagaimana kelanjutan pusat data di dua kota ini.
Toto juga menilai saat ini Indonesia memiliki dua potensi untuk unggul di industri pusat data mulai dari melimpahnya energi terbarukan dan besarnya pangsa pasar ekonomi digital di Tanah Air.
“Posisi Indonesia di ASEAN itu sebetulnya punya peluang paling besar, karena ketersediaan energi terbarukan Indonesia terbesar,” kata Toto.
Lalu, pangsa pesar Indonesia dari sisi ekonomi digital dan data itu terbesar di Asia Tenggara. Ia mendata data yang dimiliki penduduk Indonesia itu lebih dari 40% data seluruh Asia Tenggara.
“Tidak ada yang bisa lawan di situ. Tapi seperti biasa, Indonesia terlambat bergerak,” katanya.