Penyaluran KUR Naik Periode Juni, Imbas Relaksasi dan PSBB Transisi
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyebut, realisasi penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) periode Januari hingga 31 Mei 2020 sebesar Rp 65,86 triliun kepada 1,9 juta debitur. Angka ini setara 34,66% dari target penyaluran sepanjang tahun ini sebesar Rp 190 triliun.
Meski demikian, pemerintah mengakui penyaluran KUR mengalami perlambatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Perlambatan KUR terjadi akibat penerapan kebijakan physical distancing, social distancing, dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa provinsi," kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan resmi, Kamis (2/7).
Hal itu menurunnya aktivitas ekonomi sehingga turut mempengaruhi bisnis UMKM dan permintaan KUR baru.
(Baca: BRI Restrukturisasi Kredit 2,7 juta Debitur Rp 164 T Hingga Akhir Juni)
Kendati demikian, bersamaan dengan PSBB transisi, penyaluran KUR dinilai meningkat signifikan mulai pekan kedua Juni 2020. Hal ini juga dipengaruhi oleh adanya kemudahan syarat pengajuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada masa pandemi Covid-19.
“Diharapkan kondisi tersebut akan terus berlanjut sehingga ekspansi kredit nasional dapat meningkat dan pemulihan ekonomi nasional dapat lebih cepat,” katanya.
Data dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) menunjukkan bahwa BRI fokus melakukan restrukturisasi kredit pada April 2020 sebesar 79,4% dan Mei 2020 sebesar 82,7%. Namun sejak minggu ketiga Juni 2020, porsi ekspansi kredit mikro telah mencapai 78,2% dan restrukturisasi hanya tinggal 21,8%.
Bahkan pada akhir minggu ketiga Juni 2020, ekspansi total kredit kecil di BRI telah mencapai lebih dari Rp 1 triliun per hari atau sudah mendekati penyaluran kredit kecil pada masa normal. Sebagai informasi, BRI adalah bank penyalur terbesar KUR dengan pangsa 64%.