Rencana Investasi JETP Masuk Tahap Finalisasi, Diumumkan Bulan Depan
"Bisa kami laporkan pembiayaan yang dibutuhkan lebih dari US$ 21,7 miliar atau pagu dalam JETP" kata Rachmat dalam acara Katadata Sustainability Action for the Future Economy (SAFE) 2023 di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, Selasa (26/9).
Untuk diketahui, dana JETP mayoritas adalah pinjaman perbankan. Sementara porsi hibah hanya sekitar 1% atau sekitar US$ 217 juta. Rachmat menyampaikan saat ini besaran bunga dana JETP yang ditawarkan masih setara dengan pinjaman perbankan untuk kebutuhan komersial.
Meski demikian, Rachmat mengatakan belum ada keputusan untuk menolak penggunaan dana JETP tersebut. Menurutnya, hal tersebut penting untuk mencapai target penurunan emisi pada 2030.
JETP pertama kali diluncurkan pada KTT Perubahan Iklim PBB ke-26 di Glasgow, Skotlandia pada 2021. Program ini merupakan inisiasi kelompok negara-negara kaya yang tergabung dalam IPG antara lain Inggris, Prancis, Jerman, Amerika Serikat (AS), dan Uni Eropa (UE).
Program pendanaan ini untuk membantu negara-negara berkembang meninggalkan energi batu bara sekaligus mendorong transisi ke penggunaan teknologi yang lebih rendah karbon.
Indonesia adalah salah satu negara yang berpotensi menerima pendanaan tersebut. Indonesia diperkirakan membutuhkan investasi transisi energi mencapai US$25-30 miliar atau sekitar Rp 393-471 triliun selama delapan tahun ke depan.