Polemik Sultan Al Jaber, Presiden COP28 yang Juga Bos Migas Raksasa
Tak hanya itu, dia juga seorang menteri kabinet. UEA adalah produsen minyak mentah utama dan anggota terkemuka Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak.
Jaber telah menampilkan dirinya sebagai mediator antara kedua belah pihak yang berselisih mengenai bahan bakar fosil, dengan keinginan yang sehat untuk melibatkan industri minyak dan gas dalam perdebatan iklim.
Hal tersebut memang unik, karena untuk pertama kalinya presiden COP28 tahun ini adalah seorang eksekutif perusahaan migas. Dia akan mengambil peran utama pada pertemuan puncak iklim PBB.
Untuk diketahui, COP28 merupakan upaya negosiasi dari para menteri iklim negara-negara di dunia dalam mencapai kesepakatan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim tahun ini.
Acara tersebut berkaitan dengan penghapusan bertahap bahan bakar fosil yang menghasilkan karbon dioksida (CO2) cukup tinggi. Seperti diketahui, negara-negara di dunia termasuk Indonesia sedang berupaya untuk beralih ke energi bersih agar mencapai target nol emisi bersih atau net zero emission.
Uni Eropa merupakan salah satu negosiator paling ambisius dalam perundingan iklim tahunan PBB, di mana hampir 200 negara merundingkan upaya-upaya untuk memerangi pemanasan global.