Delapan Deklarasi Penting dalam COP28, Termasuk soal Pendanaan

Nadya Zahira
7 Desember 2023, 16:26
Ilustrasi KTT Iklim PBB COP28
Katadata/Ezra Damara
Ilustrasi KTT Iklim PBB COP28

Apa itu COP28? 

Agenda COP28 dihadiri oleh pemimpin negara dan juga delegasi dari hampir 200 negara. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dipastikan hadir dalam agenda tersebut.

Konferensi ini merupakan momen yang menentukan untuk menindaklanjuti komitmen iklim dan mencegah dampak terburuk dari perubahan iklim. Presiden COP28 dipegang oleh Sultan Al Jaber yang berasal dari Uni Emirat Arab.

Acara COP28 ini merupakan momen yang menentukan untuk menindaklanjuti komitmen iklim dan mencegah dampak terburuk dari perubahan iklim. Sebagai informasi, 20203 berpotensi sebagai tahun terpanas sepanjang sejarah pencatatan iklim.

Sekretaris Eksekutif Perubahan Iklim PBB, Simon Stiell,  menghimbau kepada para pemimpin negara untuk menyampaikan pesan yang jelas pada para negosiator. “Jangan pulang tanpa kesepakatan yang akan membuat perbedaan nyata,” kata dia. 

Lima Agenda Utama COP28

Terdapat sejumlah poin yang dibahas dalam pertemuan tersebut:

1. Kemajuan Upaya Mitigasi Perubahan Iklim

Tugas utama COP28 adalah menilai kemajuan negara-negara dalam memenuhi tujuan Perjanjian Paris 2015 untuk membatasi kenaikan suhu global berada di bawah ambang 1,5 derajat celcius. Ketika upaya-upaya global masih tertinggal, negara-negara akan berusaha untuk menyepakati menyusun rencana agar dunia berada di jalur yang tepat untuk mencapai tujuan-tujuan iklim.

Hal itu mencakup langkah-langkah mendesak menuju pengurangan emisi CO2 atau meningkatkan investasi teknologi ramah lingkungan. Negara-negara diharapkan memperbarui target dan rencana pengurangan emisi nasional mereka pada 2025.

 2. Masa Depan Bahan Bakar Fosil

Pembicaraan terberat di COP28 mungkin berfokus pada peran bahan bakar fosil di masa depan. Saat ini muncul sejumlah dorongan agar negara-negara sepakat berkomitmen untuk mulai menghentikan penggunaan batu bara, minyak, dan gas yang menghasilkan CO2.

Negara-negara di COP26 sepakat untuk mengurangi penggunaan batu bara secara bertahap, namun mereka tidak pernah sepakat untuk menghentikan semua bahan bakar fosil. Sebagai informasi, bahan bakar fosil merupakan sumber utama emisi yang menyebabkan pemanasan global.

3. Teknologi untuk mengatasi emisi

UEA dan negara-negara lain yang perekonomiannya bergantung pada bahan bakar fosil ingin COP28 memasukkan fokus pada teknologi baru yang dirancang untuk menangkap dan menyimpan emisi CO2 di bawah tanah. Badan Energi Internasional mengatakan bahwa teknologi pengurangan emisi ini sangat penting untuk mencapai tujuan iklim global.

Namun, teknologi tersebut juga mahal dan saat ini tidak digunakan dalam skala besar. UE dan negara-negara lain khawatir hal ini akan digunakan untuk membenarkan penggunaan bahan bakar fosil secara terus-menerus.

4. Meningkatkan kapasitas energi bersih

Negara-negara akan mempertimbangkan untuk melipatgandakan kapasitas energi terbarukan dan menggandakan penghematan energi pada tahun 2030, sebuah proposal yang dibuat oleh Uni Eropa, Amerika Serikat, dan presiden COP28 UEA. Hal ini tampaknya akan mendapat dukungan luas, karena negara-negara besar G20 termasuk Tiongkok sudah mendukung tujuan energi terbarukan.

Namun UE dan beberapa negara yang rentan terhadap perubahan iklim bersikeras untuk menggabungkan janji meningkatkan energi terbarukan dengan penghapusan bahan bakar fosil secara bertahap, sehingga menimbulkan konflik.

5. Pembiayaan untuk Upaya Menekan Perubahan iklim

Mengatasi perubahan iklim dan dampaknya memerlukan investasi yang sangat besar. Investasi tersebut jauh lebih besar dari anggaran yang dianggarkan dunia sejauh ini. Menurut PBB, negara-negara berkembang akan membutuhkan setidaknya US$ 200 miliar setiap tahun pada 2030 untuk beradaptasi terhadap dampak iklim yang memburuk seperti kenaikan permukaan laut atau badai.

"Kenyataannya adalah bahwa tanpa lebih banyak dana yang mengalir ke negara-negara berkembang, revolusi energi terbarukan akan tetap menjadi fatamorgana di padang pasir. COP28 harus mengubahnya menjadi kenyataan," kata Stiel.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...