Chandra Asri Pasok Bahan Baku Proyek Geothermal RI, Punya TKDN Tinggi

Rena Laila Wuri
6 Februari 2024, 15:34
Petugas berjaga saat uji produksi sumur (Discharge Well) di PLTP Wayang Windu Star Energy Geothermal di Desa Margamukti, Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (22/4/2021). Kegiatan uji produksi sumur tersebut bertujuan untuk membersihkan sumur
ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/aww.
Petugas berjaga saat uji produksi sumur (Discharge Well) di PLTP Wayang Windu Star Energy Geothermal di Desa Margamukti, Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (22/4/2021). Kegiatan uji produksi sumur tersebut bertujuan untuk membersihkan sumur dari kotoran-kotoran yang terdapat pada lubang sumur serta mengetahui besaran aliran fluida yang dihasilkan dari sumur setelah pengeboran atau perawatan.

Pipa HDPE dengan formulasi khusus menawarkan biaya material, biaya instalasi, dan biaya pemeliharaan atau total ownership cost yang relatif lebih murah.  Dibandingkan pipa baja, pipa HDPE yang menggunakan bahan baku Asrene®SP4808 dengan formulasi khusus memiliki keunggulan lebih tahan terhadap korosi dan abrasi.

Material ini juga memiliki keunggulan dari segi fleksibilitas dan elastisitas sehingga dapat menyesuaikan kontur area di lapangan panas bumi. Dari penggunaan ini, pipa HDPE terbukti dapat menjadi pilihan terpercaya untuk fasilitas panas bumi karena keandalan serta perawatannya yang lebih minimal ketika sudah dioperasikan.

Potensi Panas Bumi di Indonesia

Panas bumi atau Geothermal merupakan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, karena tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca secara signifikan dan dapat memenuhi kebutuhan listrik dengan memanfaatkan panas bumi yang tersedia di berbagai wilayah. 

Proyek PLTP juga menjadi salah satu penopang dalam mencapai target bauran EBT sesuai Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) sebesar 23% di tahun 2025 dan 31% di tahun 2050.

Data dari Kementerian ESDM (2023) menunjukkan Indonesia memiliki potensi panas bumi sebesar 23,06 GW. Meski demikian, pengembangannya berjalan relatif lambat dengan hanya sekitar 2,35 GW atau sekitar 10,19% baru dimanfaatkan dari total potensi yang ada.

Halaman:
Reporter: Rena Laila Wuri
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...