Langkah Besar Perusahaan Migas Dunia Bertransisi ke Energi Hijau

Image title
23 September 2020, 13:46
bisnis hijau, energi bersih, energi baru terbarukan, shell, pertamina, migas, bp
123RF.com/Pop Nukoonrat
Ilustrasi. Perusahaan migas kelas dunia mulai melakukan transisi dari energi fosil ke terbarukan, termasuk Shell, BP, dan Total.

Dengan terjadinya pandemi Covid-19, proses transisi perusahaan migas ke energi hijau menjadi lebih cepat. "Shell dan BP yang terdepan di proses ini. Dari perusahaan minyak internasional (IOC) ke perusahaan energi terintegrasi (IEC)," kata dia kepada Katadata.co.id.

Proses transisi juga telah terlihat di perusahaan migas nasional. Pertamina mulai aktif di pengembangan Geothermal. Medco, melalui Medco Power, aktif di pengembangan energi baru terbarukan. "Secara full belum, karena industri migas masih membawa pendapatan yang signifikan," ujarnya.

Dihubungi secara terpisah, Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro berpendapat ada kecenderungan transisi ke energi bersih menjadi lebih cepat saat ini. Namun, kondisinya masih belum pasti. Pasalnya, energi baru terbarukan secara keekonomian masih lebih mahal ketimbang fosil. "Apalagi jika nanti pertumbuhan ekonomi kembali meningkat," ujarnya.

PEMELIHARAAN PLTP PGE AREA KARAHA
Pembangkit listrik panas bumi (PLTP) Karaha milik Pertamina Geothermal Energy di Tasikmalaya, Jawa Barat. (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)

Bagaimana Transisi Pertamina ke Energi Hijau?

Pertamina juga menyatakan keseriusannya dalam mengembangkan energi baru terbarukan. Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fajriyah Usman mengatakan perusahaan telah membentuk Subholding Power & New and Renewable Energy.

Perusahaan pelat merah alias BUMN bidang energi itu telah memiliki roadmap untuk memimpin transisi energi di Indonesia melalui inovasi energi bersih. Empat pilar utamanya adalah gas untuk listrik (gas to power), bahan bakar ramah lingkungan (biofuel), panas bumi, dan manufaktur (baterai mobil listrik).

Sejalan dengan hal itu, perusahaan melakukan pengeboran secara masif untuk meningkatkan produksi gas. Pertamina sedang menjalankan proyek pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Jawa-1 dengan kapasitas 1.760 megawatt (MW) yang bakal beroperasi pada akhir 2021. "Saat ini progresnya telah mencapai lebih dari 70%," kata dia.

Sepanjang 2019, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Geothermal Energy, telah memproduksi panas bumi sebesar 4.292 gigwatt hour (GWh). Perusahaan juga akan menggarap dua wilayah kerja baru untuk menambah kapasitas dari 672 megawatt menjadi 1.112 megawatt. Target peningkatan cadangannya mencapai 2.175 megawatt dan produksi listriknya menjadi 7.455 gigawatt hour.

Untuk biofuel, Pertamina sedang membangun tiga kilang khusus di Plaju, Cilacap, dan Dumai. Pada Maret 2020, Kilang Cilacap telah berhasil melakukan uji coba green gasoline dengan injeksi 13% refined, bleached and deodorized palm oil (RBDPO).

Lalu, Kilang Pertamina Dumai telah melakukan uji coba dengan memproduksi green diesel D100 sebanyak 1.000 barel per hari pada Agustus 2020. Rencananya, pada akhir tahun 2020, Pertamina akan melakukan uji coba produksi avtur hijau atau green avtur di Kilang Cilacap.

Targetnya, standalone biorefinery di Kilang Cilacap dapat memproduksi bahan bakar ramah lingkungan berkapasitas 6 ribu barel per hari. Lalu, Kilang Plaju 20 ribu barel per hari. Kedua kilang itu akan memproduksi green diesel dan green avtur dengan bahan baku 100% minyak nabati.

President Commissioner PT Pertamina Power Indonesia Dharmawan H. Samsu sebelumnya juga mengatakan, transisi energi fosil ke terbarukan merupakan keniscayaan. "Pertamina sebagai perusahaan nasional mengagendakan transisi energi yang terintegrasi," ujarnya.

Ketidakpastian ekonomi akibat pandemi Covid-19 menjadi tantangan bagi pengembangan energi terbarukan. Apalagi, harga bahan bakar fosil seperti minyak, gas bumi, dan batu bara menjadi cukup rendah dibandingkan harga dari EBT.

Namun, peluang pengembangan sektor EBT masih terbuka lebar. "EBT itu dapat terakselerasi dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan bersih dan terhindar dari efek rumah kaca," ujar Dharmawan.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...