Bill Gates: Tangani Covid-19 Lebih Mudah Ketimbang Perubahan Iklim

Image title
18 Agustus 2021, 20:48
Bill Gates, Microsoft, energi baru terbarukan, perubahan iklim, covid-19
Arief Kamaludin|KATADATA
Bill Gates, Pemilik Microsoft

"Saat ini, Anda tidak melihat rasa sakit yang Anda sebabkan saat mengeluarkan karbon dioksida," kata Gates.

Untuk itu, dia menekankan agar pemerintah harus turun tangan secara langsung. "Kita perlu memiliki sinyal harga untuk memberi tahu sektor swasta bahwa kita menginginkan produk hijau," katanya.

Gates juga menyadari untuk bisa mencapai hal tersebut membutuhkan investasi berskala jumbo dari pemerintah, khususnya untuk melakukan riset dan pengembangan. Selain itu, dibutuhkan juga dukungan untuk mendorong tumbuhnya produk dan teknologi baru. Ke depan, berbagai upaya tersebut diharapkan mampu membantu menekan harga yang merupakan masalah utama pengembangan teknologi hijau saat ini.

Gates menilai sulit untuk menghindari bencana, terutama bagi mereka yang tinggal di dekat khatulistiwa. Dengan catatan tanpa dukungan dari pemerintah.

Di sisi lain pada Perjanjian Paris 12 Desember 2020 sebanyak 195 negara sepakat menurunkan emisi karbonnya dalam rangka mencegah perubahan iklim. Termasuk di dalamnya adalah komitmen menjaga kenaikan suhu rata-rata global di bawah 2 derajat Celcius. 

Indonesia menjadi salah satu negara yang menandatangani perjanjian tersebut. Pemerintah lalu meratifikasinya dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2016. Target nasional pengurangan emisi negara ini atau nationally determined contribution (NDC) adalah 29% dengan upaya sendiri dan 41% dengan bantuan internasional di 2030. 

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa pemerintah ingin mempercepat target penetapan net zero emissions nasional atau nol emisi karbon sebelum 2060. Salah satunya dengan menggenjot penggunaan kendaraan listrik dan energi terbarukan.

Pada 2020 pemerintah Indonesia berhasil menekan emisi gas rumah kaca di sektor energi hingga 64,36 juta ton karbon dioksida ekuivalen (CO2e). Kontributor terbesar penurunan emisi gas rumah kaca tersebut bersumber dari pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) sebesar 34,3 juta ton CO2e.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...