Inggris, Cina Krisis Energi, DEN Evaluasi Ulang Ketahanan Energi RI

Image title
30 September 2021, 13:40
energi, krisis energi, ketahanan energi, migas,
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi.

"Jadi kalau di Sulawesi kita bagi, mungkin Sulawesi secara keseluruhan tahan tapi kalau kita bicara dengan Sulawesi Tenggara beda, atau bahkan pulau. Oleh itu, kita lagi analisa apakah ini berbasis provinsi atau pulau. Ini menjadi analisa kita," katanya.

Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Surya Darma sebelumnya menilai ketahanan energi Indonesia cukup rapuh saat ini. Kebutuhannya sangat bergantung pada energi fosil yang jumlahnya terbatas.

Sebagian besar energi primer tak mampu dipenuhi dari dalam negeri. Sehingga pemerintah terpaksa melakukan impor, seperti BBM dan elpiji.

Hanya batu bara saja, energi fosil yang konsumsinya mampu terpenuhi dari domestik. Namun, komoditas ini tak ramah lingkungan. Sebagian besar dialokasikan untuk bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU yang berkontribusi besar terhadap peningkatan emisi karbon.

Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah memakai energi terbarukan. Potensinya sangat besar di Indonesia tapi pemanfaatannya belum Sampai 10%.

Dana untuk mengejar target bauran energi sebesar 29% di 2030 mencapai Rp 1.500 triliun. Sedangkan anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN saja sekitar Rp 2 ribu triliun. “Bagaimana bisa terpenuhi sendiri? Peran swasta harus didorong,” kata Surya.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...