Bank Dunia: Transisi Energi Berpotensi Membuat 2 Juta Orang Menganggur

Abdul Azis Said
13 Januari 2022, 10:44
bank dunia, transisi energi, energi bersih, PLTU
ANTARA FOTO/Syaiful Arif
Ilustrasi. Studi Bank Dunia menunjukkan dampak ekonomi yang dihasilkan dari program transisi energi akan berbeda antara yang didanai swasta dan melalui blended finance atau campuran 50:50 antara pembiayaan pemerintah dan swasta.

"Perekonomian melepaskan pekerjaan pada fase awal transisi tetapi dapat menciptakan lebih banyak pekerjaan dalam jangka panjang dengan pembiayaan swasta," kata Bank Dunia.

Meski demikian, rencana transisi energi yang lebih ambisius bisa memberi efek positif kepada Produk Domestik Bruto (PDB). Dalam skema pertama jika pembiayaan mengandalkan swasta, maka akan ada penambahan sebesar 0,2% terhadap PDB dan 0,1% jika menggunakan pendanaan campuran.

Sementara dalam skema kedua, di mana target transisi energi lebih ambisius, PDB Indonesia bisa meningkat 0,3% jika dibiayai swasta dan hanya 0,1% jika dengan pendanaan campuran. Ini menunjukkan semakin banyak dukungan dari swasta, maka multiplier efek-nya ke  perekonomian akan lebih besar.

"Lebih banyak pembiayaan publik dibandingkan dengan pembiayaan swasta lebih rendah PDB karena menggunakan sumber daya publik untuk transisi sektor kelistrikan dan mengesampingkan pengeluaran prioritas lainnya karena kendala anggaran," kata Bank Dunia.

Pemerintah sebelumnya menargetkan  pensiun PLTU batu bara akan terealisasi tahun 2056. Namun dalam pertemuan COP26 di Glasgow awal November tahun lalu, pemerintah menyampaikan rencana ambisiusnya, dimana rencana itu bisa dipercepat hingga 2040.

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan, laporan bank dunia tersebut menjadi peringatan bahwa pemerintah harus menjalankan transisi energi lebih matang lagi. Pemerintah perlu mendorong peningkatan investasi di Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya yang bergelut di sektor energi terbarukan.

"Pemerintah juga perlu memperhatikan nasib pekerja di sektor batu bara maupun energi fosil lainnya. Bisa dilakukan reskilling untuk kemudian mereka dimasukkan ke sektor energi terbarukan agar menghindari peningkatan angka pengangguran," ujar dia kepada Katadata.co.id.

Selain itu, temuan bahwa dukungan pendanaan dari swasta yang lebih minim dampak negatif juga perlu jadi perhatian pemerintah. Menurut dia, dukungan kepada sektor swasta perlu ditingkatkan, termasuk insentif perpajakan untuk membantu membangun ekosistem energi bersih di dalam negeri.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...