Survei KIC: 50% Masyarakat Rela Bayar Lebih Mahal Energi Terbarukan

Happy Fajrian
7 April 2022, 11:18
ebt, energi terbarukan, transisi energi, energi baru terbarukan
ANTARA FOTO/FB Anggoro/foc.
Deretan panel surya terpasang di atas gedung kantor Gubernur Riau di Kota Pekanbaru, Jumat (28/5/2021).

“Ada apa yang kami sebut sebagai green lifestyle di mana pelanggan-pelanggan kami yang mempunyai keuangan yang cukup merasa ingin memakai energi hijau untuk menggantikan pemakaian energi mereka yang masih 65% diproduksi PLN dengan fosil,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa menurut data PLN, total kapasitas penggunaan energi hijau pada pelanggan rumah tangga semakin besar yakni 3-10 megawatt (MW). Namun menurut Edwin ini kondisi di atas permukaan sebab keinginan masyarakat untuk beralih ke energi bersih semakin besar.

Bahkan kesadaran untuk memakai energi terbarukan lebih besar di kalangan pelaku industri dengan kapasitas pembangkit energi terbarukan mencapai 30 MW, 50 MW, bahkan 150 MW yang masuk ke sistem PLN karena kesadaran dari industri dan kelebihan ketika bisa memproduksi barang industrinya dengan energi hijau.

“Kalau kami lihat pelanggan-pelanggan PLTS atap masih menilai ini sebagai gaya hidup, jadi masih mahal dan belum terpasang di banyak tempat, hanya pelanggan khusus, dan pemakaiannya mayoritas di rumah yang mereka mau memakai energi bersih,” kata Edwin.

Dia pun menjelaskan mengapa teknologi ini masih mahal. Pertama energi surya yang intermiten atau tidak tersedia sepanjang hari, maka PLN harus mem-backup sebesar kapasitas yang terpasang untuk berjaga-jaga kalau sistem tersebut off.

“Ini membutuhkan biaya. Makanya ini lebih ke gaya hidup. Tapi kami membuka diri untuk bisa menerima keinginan pelanggan tersebut,” kata dia.

Cara lain untuk mengatasi intermitensi pembangkit energi terbarukan seperti PLTS adalah baterai. Namun harganya saat ini masih 3-4 kali lebih mahal dibandingkan harga PLTU yang saat ini mendominasi pembangkitan listrik di Indonesia.

“Tentunya akan membebani masyarakat untuk bisa pakai itu sekarang. Kita berharap ada teknologi yang bisa kita terapkan di mana harga baterai itu dibutuhkan banyak orang dan murah,” tutur Edwin.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...