PLN Prioritaskan Ekspor Listrik EBT dari Sumatra ke Jawa, Ini Caranya
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jisman P. Hutajulu, menjabarkan pihaknya mencatat potensi EBT di seluruh Indonesia mencapai 3.687 GW. Potensi tersebut meliputi surya, hidro, bioenergi, angin, panas bumi dan laut.
"Indonesia memiliki potensi EBT besar, tersebar, dan beragam, untuk mendukung ketahanan energi nasional dan pencapaian target bauran EBT," ujar Jisman.
Namun, dirinya mengatakan lokasi potensi EBT yang besar pada umumnya jauh dari lokasi pusat beban. Dengan begitu, diperlukan penguatan infrastruktur transmisi tenaga untuk menyalurkan energi listrik dari lokasi potensi EBT menuju ke pusat beban yang saat ini masih di pulau Jawa.
"Oleh karena itu, Indonesia berencana mengembangkan super grid guna meningkatkan konektivitas dan mengoptimalkan potensi EBT di 5 pulau utama, yakni Sumatra, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara dan Bali," ujarnya.
Dia mengatakan, sistem kelistrikan Indonesia akan semakin andal dan berkelanjutan dengan membangun interkoneksi antar pulau. Pasalnya, pengembangan super grid dan modernisasi sistem ketenagalistrikan tidak hanya semata-mata berpotensi untuk mensuplai EBT seperti hidro dan panas bumi saja.
“Tetapi juga meningkatkan penetrasi pengembangan sumber EBT yang intermiten seperti surya dan angin,” kata dia.
Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2021-2030 (RUPTL), pemerintah menargetkan porsi EBT dalam bauran energi nasional bisa mencapai 23% pada 2025. Namun, menurut laporan Capaian Kinerja Sektor ESDM Tahun 2022 dari Kementerian ESDM, sampai akhir tahun lalu bauran EBT masih jauh dari target, yakni baru 14,11%.